10 August 2009

Assuransi Kesehatan Wajib

Sewaktu saya mulai bekerja di Rumah Sakit di Jerman, salah satu hal yang saya kagumi dan sekaligus membuat saya iri adalah sistem pembiayaan pasien. Mengapa demikian? Disini saya banyak menemui pasien dengan penyakit gagal ginjal kronis, atau penyakit kanker yang hidup cukup lama setelah didiagnosis menderita penyakit tersebut. Mereka bisa mendapatkan cuci darah secara rutin, bahkan cangkok ginjal, atau kemoterapi, atau terapi radiasi sampai operasi dengan mudah. Sangatlah kontras sekali bila dibandingkan dengan keadaan di Indonesia. Di Indonesia orang sangatlah takut dengan kata cuci darah atau penyakit kanker. Ada pasien yang sampai habis hartanya, bahkan rumahnya pun dijual untuk biaya pengobatan seperti cuci darah, atau kemoterapi, dan sebagainya.
Hal yang membedakannya adalah di Jerman diberlakukan peraturan pemerintah bahwa setiap warga negara wajib memiliki Assuransi kesehatan. Dan negara pun memberikan solusi untuk rakyatnya yang pas-pasan atau miskin untuk mendapat asuransi kesehatan wajib yang setengah disubsidi oleh pemerintah, karena preminya merupakan potongan langsung dari penghasilan. Bahkan orang asing pun yang mau tinggal di Jerman wajib memiliki Assuransi, minimal assuransi perjalanan untuk kunjungan singkat. Untuk yang mempunyai penghasilan tinggi dan ingin pelayanan lebih dalam bidang kesehatannya bisa membeli Assuransi kesehatan privat yang lebih mahal.
Dari sistem ini pasien dan dokter pun diuntungkan. Contohnya dalam keadaan darurat kecelakaan di jalan raya misalnya, siapa pun bisa menelepon Ambulan, dan Ambulan tersebut dengan sigap datang membantu tampa bertanya siapa nanti yang membayar. Lalu ketika sampai ke Unit Gawat Darurat, tidak perlu ditanyai keluarga pengantarnya mana, dan uang jaminannya untuk perawatan sekian juta harus dibayar dimuka. Cukup memberikan kartu Assuransinya. Dokter yang menanganinya pun lebih dimudahkan. Mau pasang infus, memberi obat yang harganya mahal (selama dicakup oleh Assuransi) tidak perlu berpikir dan menimbang-nimbang, antara menyelamatkan pasien, atau ditegur menegement Rumah Sakit karena ternyata pasien tidak mampu membayar obatnya.
Sepertinya Indonesia pun sudah saatnya memikirkan sistem pembiayaan pasien yang sesuai untuk diterapkan bagi rakyat Indonesia. Daripada dipakai subsidi dengan cara Askeskin, yang nyatanya banyak juga diselewengkan oleh oknum kerabat pejabat dan sebagainya.
Sistem Assuransi kesehatan ini hanya merupakan salah satu metode pembiayaan pasien yang ada. Saya masih ingat sewaktu mendapat kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat di bangku kuliah mendapat materi kuliah pembiayaan pasien ini. Semoga saja tidak hanya menjadi wacana di Mata kuliah, tetapi bisa dijadikan kenyataan di bumi Indonesia.

"Sedialah Payung Sebelum Hujan"

02 August 2009

Eva Cassidy - Live at Blues Alley

Minggu lalu saya membeli 2 buah CD ketika mengunjungi sebuah toko elektronik. Salah satunya adalah CD dari Eva Cassidy, Live at Blues Alley. Saya sebenarnya sudah mempunyai album ini dalam bentuk mp3 (dan sudah saya burn juga dalam bentuk CD audio) yang saya dapatkan dari teman saya, tetapi saya memutuskan untuk membelinya karena lagu-lagunya enak, dan seperti yang kita tahu sebagus-bagusnya riping mp3 tidak akan bisa menandingi rekaman aslinya. Dan kali ini saya ingin mencoba mereview CD ini. Sebelumnya saya ingin bercerita sedikit tentang Eva Cassidy. Pertama kali saya "berkenalan" dengan Eva Cassidy adalah ketika saya membeli CD Jazz in the City dengan lagunya Cheek to Cheek, dan kemudian dari CD Best Audiophile Voices Vol.1 dengan lagu What a Wonderful Worlds dan Ain't no sunshine. Suaranya merdu dan enak didengar, walaupun tidak seberat vokalis-vokalis jazz wanita lainnya. Selain itu terdapat penjiwaan yang dalam terhadap setiap lagu yang dia bawakan. Oleh karenanya saya memutuskan membeli CD berdurasi 57 menit 21 detik ini.
Pada CD Live at Blues Alley ini terdapat 13 Lagu. 12 Lagu pertama direkam live di Blues Alley pada tanggal 2 dan 3 Januari 1996. Hanya lagu terahir yang berjudul Oh, Had I A Golden Thread direkam di Chris Biondo's studio. Di CD ini nuansa rekaman livenya benar-benar terasa. Kadang terdengar juga dentingan gelas dan sebagainya. Lagu-lagunya tidak hanya dalam irama Jazz saja, tetapi juga Blues dan Gospel, sehingga tidak membosankan.
Daftar lagu dalam CD ini adalah sebagai berikut:
1. Cheek to Cheek
2. Stromy Monday
3. Bridge Over Troubled Water
4. Fine and Mellow
5. People get Ready
6. Blue Skies
7. Tall Trees in Georgia
8. Fields of Gold
9. Autum Leaves
10. Honysuckle Rose
11. Take Me to the River
12. What a Wonderful World
13. Oh, had I A Golden Thread
Lagu pertama dibuka dengan sambutan untuk Eva Cassidy, lalu disambut dengan lagu Cheek to Cheek yang berirama Jazz. Lagu kedua kental dengan nuansa Blues, dibawakan dengan penjiwaan yang sangat baik. Lagu berikutnya dibawakan dengan iringan simple pada awal lagu, ditengahi dengan petikan gitar listrik dan dilanjutkan lagi dengan full band. Lagu ke4 kembali ke nuansa Blues. Lagu selanjutnya yang berjudul People get Ready bertemakan Gospel, dibawakan lagi-lagi dengan sangat baik. Selanjutnya kembali ke irama Jazz dengan lagu Blue Skies yang lagi-lagi dibawakan dengan sempurna. Lagu ke 7 ini menurut Eva Cassidy sendiri adalah lagu masa kecilnya, dibawakan hanya dengan iringan gitar solo dengan efek tremolo. Pada lagu ini suara merdu Eva Cassidy sangatlah dominan. Lagu berikutnya adalah lagu populer dari Sting berjudul Fields of Gold, dibawakan dengan iringan sederhana petikan gitar. Begitu pula dengan lagu berikutnya yang berjudul Autum leaves. Dibawakan dengan iringan sederhana gitar dan ditengahi dengan lantunan piano yang membuat suasananya semakin "suram" sesuai dengan isi lagunya. Lagu ke 10 kembali ke irama Jazz dengan full band. Lagu berikutnya bernuansa sangat berbeda dengan lagu-lagu sebelumnya, Blues yang sedikit ngebeat, tetapi dibawakan juga dengan sempurna. Lagu berikutnya yang pernah dipopulerkan oleh Louis Armstrong ditujukan Eva Cassidy untuk orang tuanya yang datang menonton pada malam itu, terutama Ayahnya yang telah mengajari dia bermain gitar. Lagu ini yang merupakan salah satu lagu favourite saya dibawakan dengan irama yang santai dan penuh penjiwaan. Lagu terahir dari album ini sangat kental dengan irama Gospel dengan iringan organ walaupun isinya sebenarnya bukanlah lagu Gospel. Didalam lagu ini terdapat lengkingkan Eva Cassidy yang sangat terkontrol. Secara keseluruhan CD ini patut diacungi 2 Jempol. Cukup layak masuk daftar koleksi anda bila anda menyukai lagu yang beirama Jazz dan Blues dan rekaman dengan nuansa live.
Sebagai informasi tambahan sekarang kita hanya bisa menikmati suara indah dari Eva Cassidy melalui CD saja, karena pada 2 November 1996, tahun yang sama dari rekaman ini, Eva Cassidy meninggal akibat Melanoma Maligna yang menyebar ke Tulang dan Paru-parunya.

"I hear babies cry, I watch them grow... They'll learn much more than I'll ever know... And I think to my self, ooh What a wonderful World..."