19 September 2009

Babi Goreng Asam Manis

Sudah lama saya tidak memasukkan resep masakan, sekarang saya ingin membagikan resep yang satu ini. Sebenarnya karena tidak menemukan resep masakan ini ketika mencari resep di internet, jadi saya ingin membagikan cara memasak Babi Goreng Asam Manis ala Mulipork.

Bahan-bahan:
500 gr. Daging Babi, dipotong kecil dan tipis
2 sendok makan arak putih/sake
1 sendok makan kecap asin
50 gr. Tepung kanji
minyak untuk menggoreng
1/2 Bawang Bombay, iris kecil-kecil
2 siung Bawang putih
1 ruas jari Jahe
1/2 Tomat, dipotong kecil-kecil
1 Daun Bawang, diiris serong 1 cm
5 sendok makan saos tomat
1 batang wortel, dipotong korek api
1 mangkok kecil nanas kalengan beserta airnya (dipisahkan)
1 sendok teh gula
1/2 sendok teh garam
sejumput merica

Cara memasak:
  1. Campurkan daging, sake dan kecap asin, diamkan sebentar, lalu tambahkan tepung kanji, aduk rata. Goreng dalam minyak panas sampai matang dan kering, lalu tiriskan.
  2. Ambil sedikit minyak bekas menggoreng daging, tumis bawang putih, bawang bombay dan jahe sampai wangi dan layu. masukkan tomat, lalu wortel, disusul dengan nanas.
  3. Masak sampai semua agak layu, lalu masukkan saus tomat, aduk rata.
  4. Setelah mengental masukkan air nanas, aduk sampai kembali agak kental dan masukkan bawang daun.
  5. Terakhir masukkan gorengan daging dan aduk sebentar.
  6. Angkat dan Hidangkan

selamat mencoba...

15 September 2009

Setahun Bekerja

Tanggal 15 September 1 tahun yang silam, saya mulai bekerja di Rumah Sakit Universitas Heidelberg. Waktu memang tidak terasa, begitu cepat berlalu. Saya masih ingat, ketika itu saya datang dengan bahasa Jerman yang masih pas-pasan ke rumah sakit ini. Hari itu pun saya mulai diperkenalkan kepada rekan-rekan dokter di bagian Angiologie. Saya pun masih meminjam jas dokter kepala bagian Angiologie dan mulai dengan mengamati para dokter disana melakukan pemeriksaan. Dan sekarang saya sudah cukup lancar dalam berkomunikasi dengan pasien, walaupun masih belum sempurna. Saya pun sudah dapat melakukan hampir semua pemeriksaan di bagian Angiologie, dan sekarang saya pun sudah bisa membuat surat hasil pemeriksaan sendiri, walaupun kadang masih ada kesalahan kecil dalam tata bahasa. Dan yang paling mengesankan pada hari ini, tepat setelah 1 tahun saya bekerja di bagian Angiologie, saya secara kebetulan menjadi dokter utama yang "stand by" di klinik Angiologie. Sebetulnya hal ini hanya kebetulan saja, karena sedang ada kongres besar tentang jantung dan pembuluh darah di kota lain, sehingga dokter-dokter senior lainnya cuti karena menghadiri kongres tersebut. Tetapi saya merasa cukup bangga ternyata saya bisa dipercaya oleh rumah sakit dan dokter-dokter senior untuk bekerja sendiri, walaupun sebenarnya saya masih bisa berkonsultasi dengan seorang profesor yang sedang bertugas sebagai dokter kepala di bagian Angiologie saat itu.
Ternyata kerja keras saya bisa membuahkan hasil dan kebanggaan tersendiri. Kuncinya sebenarnya hanyalah bekerjalah sebaik-baiknya, dan menganggap setiap pasien yang saya tangani adalah pasien yang penting, yang bila saya tidak melakukan pekerjaan saya dengan sungguh-sungguh dan sebaik-baiknya dapat malah mencelakakan pasien. Bila kita melakukan tugas kita dengan sungguh-sungguh dan sebaik-baiknya maka niscaya kita akan mendapatkan balasan yang setimpal.

"Walau apa pun yang kita lakukan, jika dibuat dengan sabar, akhirnya akan membuahkan hasil jua"

12 September 2009

Laskar Pelangi

Sewaktu pulang ke Indonesia saya sempat menonton beberapa film di Pesawat, salah satunya adalah laskar pelangi. Film ini sudah cukup lama beredar di Bioskop. Tetapi saya baru berkesempatan menontonnya sekarang. Saya mendengar dari pacar saya bahwa film ini bagus sekali. Beruntung saya bisa mempunyai kesempatan untuk menontonnya.
Pada kesempatan ini saya ingin menulis sebuah review kecil tentang film Laskar Pelangi ini. Film yang diangkat dari sebuah novel yang berjudul serupa ini mengambil setting di pulau Belitong ketika pertambangan timah sedang jaya-jayanya. Tetapi film ini tidak berhubungan dengan tambang timah tersebut. Film ini mengisahkan tentang sebuah sekolah yang hampir tutup karena tidak ada murid. Tetapi berkat kegigihan seorang guru wanita dan seorang kepala sekolah yang sudah tua, sekola ini mampu bertahan dengan 1 kelas saja yang berisi 10 orang murid, walaupun bangunannya hampir rubuh dan tidak ada dana yang mencukupi. Malahan gaji gurunya pun tidak terbayar, dan guru tersebut harus bekerja tambahan untuk mencukupi kehidupannya. Diperlihatkan juga pada film ini kontrasnya kehidupan dengan SD lainnya, yang gedung yang megah, dan peralatan penunjang yang memadai. Yang membuat kagum adalah perjuangan dari 10 orang murid serta guru dan kepala sekolah tersebut untuk belajar, berjuang untuk lepas dari belenggu kebodohan. Sesuatu hal yang mungkin tidak lagi terlihat jika manusia sudah dibuai dengan segala kemudahan untuk mendapat sesuatu.
Dari segi teknik filmnya sendiri, film ini patut diacungi jempol. Akting dari para pemainnya sangatlah bagus. Teknik pengambilan gambar pun tidak kalah dengan film Hollywood. Film ini bisa dikatagorikan sebagai film Indonesia yang wajib ditonton. Dimana belakangan ini film Indonesia kembali menjurus pada hal-hal yang berbau mistis dan komedi yang berbau sex dan tidak mendidik, film ini membawa pesan bahwa film Indonesia yang bermutu masih ada.
Dikabarkan bahwa sekuelnya yang merupakan kelanjutan novel laskar pelangi ini akan keluar juga. Semoga saya dapat juga menonton sekuelnya.

"Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya"

10 September 2009

Mac OS v.s. Windows

Bulan yang lalu saya berlibur (pulang kampung) ke Indonesia selama 3 Minggu. Saya pulang membawa laptop saya yang sudah cukup uzur. Acer Travelmate 4101 yang berusia 4 tahun. Saya memang berniat mengganti Laptop ini karena sudah tidak kuat lagi untuk menjalankan program-program baru, yang cendrung membutuhkan kinerja prosesor yang cepat. Setelah mencari-cari, ternyata pasaran Laptop di Indonesia hanya menyediakan Laptop dengan ukuran layar kecil (rata-rata 14 inci). Memang lebih ringkas dibawa, tetapi tidak enak untuk dilihat. laptop lama saya berukuran 15 inci, dan saya mengingkinkan laptop 17 inci sebenarnya. Selain karena untuk dibawa ke Jerman, selebihnya saya perlakukan seperti Desktop, dan saya ingin ruang kerja di layar yang cukup besar. Sebenarnya saya sudah mengincar Acer Aspire seri 7 atau seri 8, tetapi tidak ada di Indonesia. Akhirnya pilihan saya beralih ke macbook. Tetapi ketika di showroom Apple, setelah membanding-bandingkan harga, jeroan, dan besarnya, akhirnya saya memutuskan untuk membeli iMac 24 inci, yang kebetulan sedang didiskon, dan setelah dibandingkan dengan harga di Jerman ternyata jauh lebih murah. Akhirnya dibelilah dan dibawa dengan susah payah dan penuh perjuangan ke Jerman.
Dalam tulisan ini saya ingin membandingkan komputer biasa dengan sistem operasi windows dan Apple dengan sistem operasi macintosh. Saya sudah mengenal komputer sejak berumur 10 tahun, ketika masih memakai disket 5 inci, tampa harddisk, lalu 256 dengan windows 95, pentium II dengan windows me, pentium 4 dan centrino dengan windows xp. Ketika bermigrasi ke sistem operasi mac os x leopard, ternyata sistem operasi macintosh ini tidaklah sesulit yang dikira. semuanya gampang diakses. lebih user friendly dengan docknya dibandingkan windows. (walaupun di windows kita bisa menambahkan program rocket dock gratis yang menyerupai docks mac os). Yang masih perlu diperlajari adalah shortcut di keyboard yang sedikit berbeda. Kinerja komputer pun cepat sekali, dan bisa dikatakan hampir bebas dari "ngeHang". Yang membuat Windows lebih unggul adalah Windows masih bisa diutak-atik dengan mudah. Atau mungkin saya yang belom paham betul dengan daleman mac os ini. Tapi itulah kesan pertama saya dalam menggunakan mac os ini.
Untuk keperluan sehari-hari seperti membuat tulisan atau data (office), edit foto dan video, surfing internet, chat, membuat musik, dan sebagainya menjadi sangat mudah.
Satu lagi keunggulan dari Apple dan mac os ini adalah pembuat hardware dan software adalah satu perusahaan, sehingga bisa dikatakan kecocokan antara software dan hardware bisa mendekati 100%. Tetapi hal ini juga menjadikan kelemahan dari komputer Apple, yaitu tidak bisa diotak atik dan dimodifikasi dengan mudah.
Yah semua ada keunggulan dan kelemahan masing-masing, tetapi secara garis besar saya lebih menyukai sistem mac os ini, terlebih bila mau windows bisa diinstall di komputer keluaran Apple, tetapi tidak sebaliknya.

"You can't have both side of a coin in a same time"