29 July 2009

Sial atau Beruntung

Hari ini kira-kira pukul 15 datanglah seorang pasien dari ruangan, terbaring di ranjangnya. Dari surat keterangan permintaan pemeriksaan ternyata pasien tersebut akan mendapatkan operasi Bypass jantung yang terencana (Elektif). Salah satu pemeriksaan rutin sebelum operasi adalah USG Doppler Arteri Carotis (Pembuluh darah arteri di leher).
Pasiennya seorang laki-laki, berumur 60 tahunan. Dari anamnesis tidak didapatkan gejala-gejala gangguan neurologis, tanda-tanda stroke, amaurosis fugax (hilang pengelihatan di sebelah mata selama beberapa saat), vertigo, sakit kepala, pingsan, Pemeriksaan USG pun dilakukan, dimulai dari leher sebelah kanan. Arteri carotis communis cukup bersih, terdapat beberapa plaque, tebal tunika intima cukup normal. Di daerah bulbus carotis terdapat Plaque echogenic yang cukup tebal dan menonjol. Di Arteri carotis externa terdapat sedikit Plaque, tetapi aliran darah cukup normal, tidak ada tanda-tanda stenosis. Keadaan di Arteri carotis interna lah yang membuat sedikit kaget. Plaque dari daerah bulbus terus menyambung sampai ke awal Arteri carotis interna membuat penyempitan dengan arus aliran darah yang turbulen. Ketika aliran darah tersebut diukur dengan PW-mode didapatkan aliran darah dengan kecepatan lebih dari 400 cm/s, menandakan adanya penyumbatan yang lebih dari 90%. Darah di A. vertebralis mengalir dengan arah yang semestinya dengan aliran yang cukup kuat, sepertinya kompensasi dari penyempitan Arteri carotis interna ini.
Pemeriksaan beralih ke sisi kiri. Kondisi Arteri carotis communis mirip dengan sisi kanan. Daerah bulbus carotis pun dipenuhi dengan Plaque. Arteri carotis externa masih dengan sedikit Plaque dan aliran darah yang cukup normal. Loh Arteri carotis internanya mana nih, wah tidak ada aliran darahnya. Arteri carotis interna sebelah kiri tersumbat total. Darah di A. vertebralis mengalir dengan arah yang semestinya dengan aliran yang lebih kuat lagi dibandingkan dengan sebelah kanan.
Setelah melakukan pemeriksaan saya pun memberitahukan kondisi ini pada sang pasien. Saya pun memanggil seorang rekan saya untuk memeriksa ulang bapak ini. Dan hasil rekan saya pun sama dengan hasil pemeriksaan saya.
Pasien ini cukup terkejut dengan kesialan yang menimpanya, karena baru saja ia mendapat berita bahwa pembuluh darah di jantungnya tersumbat dan tidak bisa ditangani dengan kateterisasi balon dan pemasangan stent, dan harus menjalani operasi Bypass, dan sekarang mendengar berita pembuluh darah ke otaknya tersumbat di satu sisi dan mengalami penyempitan dengan derajat tinggi di sisi lainnya.
Kami pun berusaha menenangkan sang pasien. Kami bilang, "Anda sangatlah beruntung, sedikit lagi penyumbatan di sebelah kanan, maka otak anda tidak mendapat cukup pasokan darah, dan bisa mengalami stroke. Dan setelah kita tahu permasalahan di Arteri carotis ini kita bisa merencanakan penanganan selanjutnya untuk penyakit yang Bapak derita."

"Mencegah lebih baik daripada Mengobati"

26 July 2009

Rahasia Memasak

Saya senang memasak, dan kebetulan beberapa teman dan keluarga saya menyukai masakan saya. Untuk disebut sebagai koki sebetulnya saya masih jauh dari pantas. Walaupun saya punya cita-cita membuka sebuah restoran atau café suatu saat nanti. Tetapi walaupun demikian saya ingin memberikan tips-tips untuk memasak, terutama untuk yang sedang belajar memasak.
Sebenarnya pendidikan resmi yang saya peroleh untuk memasak hanya sewaktu SMP di pelajaran extra memasak (Kue) di kelas 3. Itupun gara-gara dikeluarkan dari elektro. Sewaktu itu saya sering dibantu ibu saya untuk cara-cara memasaknya. Setelah lulus SMP saya hanya kadang-kadang saja memasak. Kebanyakan puding berbahan dasar Agar-agar. Sewaktu kuliah saya sering memperhatikan teman ayah saya kalau kebetulan dia memasak di Kelenteng. Teman ayah saya ini anak dari seorang pengusaha restoran chinese food di Bandung. Beliau pun mempunyai restoran di Paskal Hypersquare Bandung. Dari teman ayah saya inilah saya belajar banyak lagi tentang memasak (Sayuran terutama chinese food). Pertama-tama saya belajar memasak Nasi goreng. Karena menurut beliau memasak nasi goreng ini merupakan dasar. Bila sudah bisa memasak nasi goreng secara benar maka memasak masakan lain bukanlah masalah besar. Saya pun sering mempraktekkan masak nasi goreng di rumah. Mulai dari gosong, keasinan, kurang bumbu, dan sebagainya. Tetapi saya tidak menyerah dan mengulangnya kembali. Sesudah itu saya mencoba berbagai variasi. Lalu saya pun sering bertanya kepada beliau tentang tentang cara memasak sayur ini dan itu. Dia memberi tahu resep dasarnya dan juga teknik yang benar. Dari situ saya jadi berlatih berfikir memasak menggunakan logika. Artinya memasak bukan hanya mengikuti resep tetapi berfikir, karena memasak itu adalah gabungan dari proses kimia dan fisika.
Teman saya pun kadang bertanya mengapa saya bisa memasak dengan enak. Saya sering menjawabnya karena saya membubuhkan sedikit cinta kedalam masakan tersebut. Artinya disini saya mencintai makanan dan memasak. Jadi memasak dengan mencintainya (bersungguh-sungguh) akan menghasilkan masakan yang enak. Yang kedua adalah mencintai makanan juga. Dalam artian menghargai makanan, orang Jepang mengenal istilah motainai, yang artinya dalam hal ini jangan sampai menyianyiakan makanan, jangan membuang-buang makanan.
Selain itu ada faktor-faktor yang mempengaruhi hasil masakan. Pertama bahan yang tepat dan cukup bermutu. Alat memasak yang benar. Cara memasak yang tepat. Waktu penyajian. Dan yang terakhir saya dapatkan dari pacar saya, dia mengkritik saya karena foto yang saya tampilkan dari masakan saya biasa saja. Ternyata penampilan makanan pun tidak boleh dilupakan. Penampilan masakan yang indah ternyata bisa mengundang selera makan, dan yang menyantap merasakan pula makanannya lebih enak.
Bila ditanya mana yang lebih mudah antara membuat kue dan memasak sayuran, jawabannya adalah jelas memasak sayuran. Kesalahan tersering adalah salah tekniknya dan salah dalam pembumbuan, tetapi kebanyakan masih bisa dinikmati dan masih bisa diperbaiki dengan sedikit modifikasi. Tetapi bila kesalahan tersebut terjadi dalam pembuatan kue, hasilnya pasti akan hancur dan tidak enak dimakan. Dan untuk memperbaikinya adalah hampir mustahil. Harus mengulang lagi dari awal.
Semoga tips-tips ini berguna bagi anda yang berniat memasak.

"Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, tetapi merupakan awal dan pelajaran yang sangat berharga. Kebangkitan dari suatu Kegagalan merupakan sebuah kesuksesan."

22 July 2009

Dokter koq merokok???

Sesuai judulnya, saya pernah ditanya oleh pacar saya ketika suatu saat dia menjemput saya di Rumahsakit. "Itu koq dokter-dokter pada ngerokok didepan pintu?" Memang karena disini (Jerman) ada peraturan dilarang merokok di dalam gedung, terutama gedung publik. Waktu itu saya jawab saja sambil nyeletuk, "itu mah dokter gila."
Pengalaman saya tentang dokter yang merokok pun tidak segitu saja. Banyak juga pasien yang ketika dinasehati untuk berhenti merokok menjawab lah dokter aja ada yang merokok seperti kereta api (langsung menyalakan rokok baru setelah rokok yang dihisap habis) koq, masa saya harus berhenti.
Hal yang dianggap sepele inilah yang sebenarnya merusak citra Dokter. Selain itu menghambat pula kampanye kesehatan yang berusaha menghapuskan rokok dari dunia.
Ada baiknya kita bahas dulu tentang rokok itu sendiri. Rokok merupakan tembakau baik murni maupun campuran yang digulung dan dibungkus oleh bahan pembungkus baik kertas maupun daun, dan dibakar dan dihisap asapnya dari ujung lainnya. Efek positif dari Rokok ini sebenarnya hampir tidak ada, dan efek negatif dari rokok malahan segudang. Contoh-contoh dari efek negatifnya antara lain penyakit paru-paru, penyakit pembuluh darah dan jantung, penyakit keganasan, kelainan kandungan, penyakit psikologis, dan sebagainya.
Di klinik saya sering menemui penyakit paru-paru dan pembuluh darah yang disebabkan oleh rokok, mulai dari penyempitan pembuluh darah koroner jantung dan pembuluh darah lainnya diseluruh tubuh (pAVK, Winiwarter-Bürger Syndrom, sampai impotensi), penyumbatan vena akibat thrombosis, kanker paru-paru, COPD, kanker esophagus, stroke dan lain sebagainya. Dan anehnya, walaupun sudah ditulis peringatan dibungkusnya orang tetap saja tidak ada yang perduli.
Selain itu masih banyak lagi kerugian lainnya dari merokok ini, antara lain menambah beban pembelanjaan keluarga. Coba saja kita hitung-hitung kalau tidak percaya. Sebungkus rokok harganya kira-kira 10.000 rupiah. Bila anda menghabiskan 1-2 bungkus perhari, dalam sebulan anda membakar uang senilai 300-600ribu rupiah, satu tahun anda membakar 3.650.000-7.300.000. Belum lagi bila anda mengkonsumsi lebih dari 2 bungkus per hari. Bila dana pembelian rokok ini dialokasikan untuk kepentingan lain yang lebih bermanfaat, misalnya untuk peningkatan gizi atau pendidikan anak bukankah merupakan angka yang sangat berarti untuk meningkatkan mutu dan kualitas SDM Indonesia di masa mendatang?
Menurut pendapat saya pribadi sih seharusnya rokok ini sudah harus dimasukkan ke dalam kategori Narkoba, karena selain merusak tubuh seperti Narkoba lainnya, rokok juga menimbulkan ketergantungan, baik fisik maupun mental. Alangkah lebih baik lagi bila MUI misalnya mengharamkan juga rokok (Efeknya kan lebih berbahaya dari Facebook). Tetapi bila ditelusuri lagi sih tidak akan mungkin bisa. Lah yang seharusnya bisa membuat peraturan seperti itu, termasuk dokter, pun penikmat rokok.
Kembali lagi ke topik utama. Saya pun heran kepada rekan dokter yang masih saja merokok. Apakah ijazahnya dapet beli, atau pas ujian nyontek semua, atau bagaimana entahlah. Sewaktu kuliah dan selama di klinik pun para Dokter seharusnya sudah tahu apa dampak buruk merokok. Tetapi koq masih ada saja yang masih bodoh mau memakainya. Yah kalau lulus ujiannya hasil mencontek sih dapat dimaklumi, mungkin tidak pernah membaca dan mendengarkan kuliah sewaktu dampak negatif rokok bagi kesehatan ini diberikan. Dan sialnya dokter-dokter semacam inilah yang dijadikan panutan para pecandu rokok ini. Dokter yang seharusnya berperan sebagai agent of change untuk masyarakat malah membawa masyarakat kedalam keterpurukan (dalam hal masalah kesehatan).
Yah bagaimanapun saya hanya bisa menulis di Blog campur aduk ini. Tetapi saya tetap mengajak semua orang untuk tidak merokok. Dan bila anda mau merokok tolong telanlah asap rokok itu semua untuk diri anda sendiri, jangan dibagi-bagi ke lingkungan sekitar anda. Ingatlah, dengan merokok anda berarti menyebarkan penyakit kepada orang-orang di sekitar anda, termasuk pada orang yang anda sayangi.

"Sebelum mencoba membenahi orang lain, benahilah dulu diri sendiri. Bagaimana bisa menolong orang lain bila diri sendiri sedang berada dalam kesusahan."

19 July 2009

Musik dan Objektivitas

Saya jadi teringat jaman kuliah dulu, ada seorang teman saya yang suka dengan F4 terutama Vanness Wu. Lalu ketika F4 mengeluarkan album, dan sewaktu Vanness Wu juga mengeluarkan album, dia langsung membelinya. Padahal menurut saya suaranya juga tidak bagus, apalagi ketika menyanyi live. Lalu saya tanya alasannya. Dia pun menjawab Abis Vanness kan cakep. Lalu jaman F4 berlalu dan Jay Chou pun mulai populer, dia langsung pindah aliran membeli CD Jay Chou. Yah lebih mending deh, suaranya bagus, isi lagunya pun bermutu. Tapi buat dia tetap alasannya karena Jay Chou ganteng.
Saya terus terang bingung dengan sikap kebanyakan orang seperti teman saya ini. Mereka menilai musik bukan dari segi kualitas musik tersebut secara objektiv tetapi karena penampilan si Penyanyi. Aneh kan, Musik yang didengarkan telinga koq diniali bukan dengan telinga tapi dengan mata???
Apakah lantas saya tidak menyukai penyanyi (mengidolakan) penyanyi tertentu? Tentu saja saya juga punya Penyanyi yang saya sukai. Bahkan beberapa saya mempunyai albumnya secara lengkap. Saya menyukai Diana Krall, Michael Bubblé, Teresa Teng, Cai Qin, Jubing Kristianto, dan banyak lagi. Bahkan Jay Chou pun saya suka. Diana Krall dan Cai Qin memang cantik, Michael Bublé dan Jay Chou memang keren dan ganteng. Tapi apakah saya memilih membeli album mereka begitu beredar di pasaran karena mereka cantik dan ganteng? tentu tidak. Saya membelinya karena suara mereka bagus, musiknya pun bagus. Saya sebenarnya tidak perduli siapa yang menyanyikannya, yang penting suaranya bagus dan enak di dengar.
Mungkin ada pula yang lebih ekstrim, mereka tidak mau membeli musik dari artis tertentu hanya karena alasan Ras, Agama, kelakuannya aneh, tampangnya aneh, atau diskriminasi lainnya. Benar-benar keterlaluan menurut saya.
Cobalah nikmati musik anda seperti berikut. Pasang CD atau apapun sumber musik anda di sistem audio terbaik anda yang sesuai dengan jenis lagu anda. Kalau bisa di tempat yang benar-benar sunyi dari suara luar atau suara lain. Matikan semua lampu, duduklah di tempat duduk terbaik untuk mendengarkan musik dari sistem anda (sweet spot). Dengarkanlah sambil memejamkan mata. Anda akan dapat menikmati musik yang anda sukai dengan lebih seksama dan akan terasa keindahan dari lagu yang dibawakan penyanyi yang memiliki kualitas sesuai.
Tapi tips ini tidak berlaku untuk musik dengan irama nge'beat'. Untuk irama ini anda memang harus menikmatinya di club atau lantai disco. Karena memang diperuntukan demikian.
Dan kualitas Musik terbaik tetap tidak ada yang mengalahkan Live performance di depan Anda.

Selamat menikmati musik dengan Objektif...

"Kadang dengan 'mematikan' salah satu dari panca indra kita, maka kita dapat memfokuskan indra lain dengan lebih baik."

16 July 2009

Apakah hanya sakit otot saja?

Hari ini saya memeriksa seorang pasien yang datang ke ruang gawat darurat. Setelah memberi salam dan perkenalan diri, saya pun melakukan anamnesis. Karena saya mendapat permintaan pemeriksaan tungkai kanan untuk memastikan adanya Thrombosis, maka saya mulai dengan pertanyaan, "ada masalah apa dengan kakinya?" Pasien menjawab, "hanya sakit di betis kanan, tapi sekarang sudah mendingan. Sekarang hanya kalau ditekan saja" Lalu saya tanya, "memangnya sudah sejak kapan sakitnya?" Pasien pun menjawab, "Sudah sekitar 2 minggu, lalu ke Dokter saya diberi obat untuk rasa sakit." Pertanyaan berikutnya, "Apakah kakinya bengkak juga?" Pasien menyangkalnya. Lalu saya mulai bertanya tentang komplikasi dari Thrombosis ini, "Apakah ada sesak nafas?" Pasien juga menyangkalnya. Pasien pun mengatakan bahwa baru-baru ini mengalami operasi Abses dan drainase di leher dan rahang sebelah kanan, sambil menunjukkan bekas luka operasinya. Saya pun mulai bertanya ke faktor risiko, "Apa ada penyakit kanker?" Pasien mengiyakannya. "Apakah sudah pernah mengalami penyumbatan vena akibat thrombosis?" Pasien menjawab, "Tidak pernah, tetapi tadi pagi setelah mendapatkan pemeriksaan CT-Scan, saya diberitahu bahwa ada Thrombosis di paru-paru dan dirujuk ke sini."
Lalu saya pun menjalankan alat USG colourdoppler dan mulai memeriksa vena tungkai dari vena iliaca externa distal, vena femoralis, vena poplitea, vena-vena tibiales posteriores, vena tibialis anterior, dan vena-vena fibularis. Dari hasil pemeriksaan didapatkan Thrombosis di vena fibularis dan vena tibialis posterior di tungkai kanan.
Lalu setelah memberi tahu hasil Diagnosis dengan USG colourdoppler saya memberitahu dokter ruang gawat darurat bahwa terdapat Thrombosis Vena Dalam di tungkai bawah kanan, yang mendukung diagnosis emboli pembuluh darah paru-paru. Dan saya menyarankan terapi dengan Antikoagulan Heparin molekul rendah dan balut bebat tungkai kanan dengan Verband elastis atau Stoking kompresi kelas II.
Yang saya mau garisbawahi dari cerita ini jangan menganggap remeh setiap gejala yang diberikan pasien sewaktu kita melakukan anamnesis. Mungkin seringkali keluhan pasien sakit di betis hanya dianggap nyeri otot saja, atau mungkin di masyarakat nyeri sendi dibilang asam urat. Harus selalu dipikirkan Diferensial Diagnosis dari keluhan tersebut dan kalau perlu lakukan pemeriksaan penunjang yang penting.

"Jangan meremehkan hal-hal kecil. Dari hal kecil bisa didapatkan sesuatu yang Besar."

12 July 2009

Paprika isi ala Mulipork

Sewaktu saya belajar di Goethe Institut Mannheim, teman saya yang berasal dari Serbia bernama Dejan Markovic pernah memasak Paprika isi berkuah sewaktu kita mengadakan acara memasak bersama di akhir pekan. Kemarin melihat ada paprika nganggur di dapur, jadi teringat masakan ini. Akhirnya setelah meminta resepnya lewat skype, bisa juga saya memasak Paprika isi ini, walaupun sedikit saya modifikasi resepnya.
Resep aslinya kira-kira seperti ini:

Bahan:
Paprika
Bawang bombay
Minyak untuk menumis
Daging cincang
Garam
Merica
Balsamicum
Nasi
Kentang
Cabai
Sedikit Tepung
Air

Cara membuat:
Pertama potong bagian atas paprika, dan bersihkan bijinya.
Di wajan panaskan minyak, tumis bawang bombay, lalu masukkan daging cincang, dan nasi, bumbui dengan garam, merica, dan Balsamicum, masak hingga matang, lalu isikan kedalam Paprika. Tutup dengan kentang.
Di Panci campurkan sedikit tepung terigu, garam, merica, cabai dan air, aduk hingga rata. Masak sampai mendidih, masukkan paprika isi, dan tambahkan air. Lalu masak kira-kira 45 menit, dan hidangkan.

Untuk modifikasi ala Mulipork, saya membuatnya tampa nasi dan kentang. isian hanya daging dan bumbu-bumbu. Resepnya untuk 1 porsi kira-kira sebagai berikut:

Bahan:
Paprika yang cukup besar 1 buah.
Daging cincang kira-kira 250 gram.
Bawang daun 1 batang, rajang halus.
Bawang bombay 1/4, rajang halus.
Telur (1 butir untuk 3 porsi)
Minyak Olive.
Garam.
Merica.
Gula.
Balsamicum.
Bubuk paprika.
Tepung maizena.
Air.

Cara Membuat:
Potong paprika bagian atas, bersihkan isinya, batangnya jangan dibuang.
Campurkan daging cincang, daun bawang, bawang bombay, telur, merica, garam, balsamicum dan minyak zaitun. Aduk rata, masak di wajan sambil diaduk-aduk, sampai setengah matang.
Masukkan Bahan isian kedalam Paprika, tutup kembali dengan bagian atas paprika, pakai tusuk gigi agar tidak lepas.
Di sebuah panci panaskan minyak olive, tumis bawang bombay yang sudah dirajang halus. Masukkan Paprika, tunngu sebentar lalu masukkan air sedikit.
Tambahkan gula, garam, merica dan bubuk paprika. lalu tambahkan lagi airnya,
Tutup panci dan masak hingga matang. kira-kira 45 menit.
Tambahkan larutan tepung maizena pada 5 menit terahir, dan aduk agar kuahnya agak kental.

Selamat mencoba...

11 July 2009

Flohmarkt (Pasar Loak)

Hari ini saya pergi pagi-pagi ke Flohmarkt alias pasar loak. Disini (Jerman) pasar loak tidaklah tetap seperti layaknya di Indonesia. Biasanya diadakan hari sabtu di lapangan yang cukup luas, tapi ada jadwalnya. Bisa sebulan 1x, sebulan 2x, bahkan kalau sedang musim panas bisa setiap minggu ada, apalagi kalau lapangannya tidak dipakai untuk pertunjukkan sirkus atau sebagainya.
Para penjualnya pun tidak semuanya pedagang loak tetap, ada juga yang hanya ingin mengosongkan gudangnya atau menjual barang-barang yang tidak terpakai lagi, atau kadang ada yang menjual barang-barang baru juga. Isi pasar loak disini cukup beragam. Mulai dari baju, perabotan rumah tangga, barang-barang koleksi, jam, perhiasan, sepeda, mainan anak-anak, sampai peralatan elektronik.
Yang membuat saya ketagihan ke pasar loak adalah kita bisa mendapatkan barang yang masih bagus dengan harga murah, tapi yah harus pintar-pintar mencari dan menawar juga. Barang yang biasanya saya incar itu piringan hitam atau cd. Barang lainnya yah seperti mendapat jodoh saja, tidak bisa ditebak, lihat, suka, tawar, harga sesuai bungkus, tidak yah cari lagi. Kadang bisa mendapat harta karun juga loh. Maksudnya si penjual tidak ngerti nilai barangnya, dan kita dapat dengan harga murah sekali. Padahal di penjual lain yang hanya berbeda beberapa lapak harganya bisa 3-5 kali lipat karena penjualnya mengerti nilai barangnya. Tips untuk yang berbelanja sering-seringlah melihat harga barang yang diincar di toko normal, jadi tidak tertipu oleh harga penjual yang seolah-olah murah, padahal barang yang baru harganya lebih murah.
Hari ini saya mendapatkan 4 buah piringan hitam dengan harga 1€ perbuah, padahal di toko piringan hitam bekas pun untuk 4 piringan hitam tersebut minimal saya harus merogoh kocek 20€. Saya mendapat juga set kocokan cocktail yang terbuat dari kaca. Biasa di toko hanya ada yang dari logam itu pun sudah minimal 10-20€ seset, yang ini saya dapatkan hanya dengan 1€. selain itu ada juga panggangan listrik bekas seharga 5€, baki logam seharga 50sen (di toko 1€ pun yang plastik sudah 1€), dan 1 set pisau dengan wadah kayunya seharga 7€. Setelah kenyang berbelanja carilah penjual steak atau wurst, atau es krim juga untuk mengganjal perut setelah 3 jam memutari pasar loak. Dan jangan lupa, setibanya dirumah semua peralatan tersebut harus dicuci bersih dulu sebelum digunakan.
Senangnya berbelanja ke pasar loak.

"Kentang tidaklah berharga dimata orang yang sudah kenyang, tetapi akan sangat berharga bagi orang yang kelaparan"

10 July 2009

Kenntnisprüfung (Tes Kompetensi)

Sudah dua hari terahir ini saya stress belajar untuk ujian Kompetensi profesi Dokter hari ini. Dengan lulus dari ujian ini maka Ijazah saya akan diakui di Jerman, dan saya bisa mendapat ijin kerja yang sebenarnya. Materi yang diujikan adalah ilmu penyakit dalam, ilmu bedah, patologi, dan mikrobiologi. Ujian diselengarakan di Freiburg, Jerman.
Dalam beberapa minggu terahir ini saya membaca lagi buku-buku dari materi yang diujikan dalam bahasa Jerman. Mengapa, yang saya takutkan saya tidak bisa menjawab karena tidak tahu tapi karena tidak tahu istilahnya dalam bahasa Jerman. Lalu membaca semua bahan tersebut sebenarnya hanya mengulang, karena 85% isi bukunya kira-kira sama dengan yang saya dapatkan selama kuliah. Tapi entah mengapa saya benar-benar tidak yakin dengan ujian ini. Entah karena takut dengan istilah, sudah lama tidak pernah ujian lagi, tidak siap dengan materi, gosip bahwa ujian ini sulit dan sering ada yang tidak lulus, atau karena takut bahwa dasar kedokteran di Jerman lebih sulit dibanding di Indonesia.
Akhirnya pada waktunya (Jumat pagi hari ini) saya pasrah saja. Dalam pikiran saya pokoknya saya sudah berusaha belajar, tinggal menjalani saja. Hasilnya bagaimana yah saya terima saja, toh hasil usaha saya yang semaksimal mungkin.
Pagi hari bangun agak sedikit telat, karena kemarin malamnya tidur agak larut... lalu beres-beres dan sarapan... setelah siap, masih ada waktu sedikit, jadi dipakai baca lagi...
Pukul 9:30 saya pun meninggalkan rumah menuju Station kereta berjalan kaki. di Station sambil menunggu kereta datang lanjutkan lagi membaca. Di kereta saya tidak bisa lagi membaca, karena saya selalu akan pusing kalau membaca di mobil atau kereta... jadi relax saja, sambil mendengarkan lagu dari iPhone.
Setelah berganti-ganti kereta, akhirnya tiba juga di kota Freiburg. Saya tiba 3 jam lebih awal dari jadwal ujian. Karena sudah lapar saya putuskan untuk makan siang dulu di McD, menunya paket texas pork bbq. Lalu saya menuju tempat ujian di Universitätklinikum Freiburg. Setiba disana ruang ujiannya masih terkunci. Yah saya membaca lagi saja deh (dapat dikatakan cuma melihat sekilas saja, atau menscan buku, karena cuma dibaca yang saya kira-kira penting untuk dibaca saja). 1 Jam sebelum ujian mulai para penguji mulai berdatangan satu persatu. Semuanya Profesor (OMG). Tapi saya tetap duduk membaca di bangku taman di seberang ruang ujian sampai waktu ujian yang tertera di surat undangan ujian. Lalu 5 menit sebelum ujian saya masuk ke ruangan, dan tak lama pun dipanggillah saya oleh salah seorang profesor. Setelah saling menyapa para profesor ini ternyata ramah-ramah juga (tidak seperti waktu ujian di RSI dimana pengujinya belum apa-apa sudah galak duluan). Tapi walaupun begitu masih saja tetap agak grogi. Irama jantung pun menjadi sinus tachykardi a.k.a. berdebar-debar. Ya pertanyaan pun dimulai dari bagian patalogi. Pertanyaannya selalu sambung menyambung, tampa jeda. Begitu dijawab keluar pertanyaan baru. Makin lama serasa temponya makin cepat. Irama jantung pun semakin cepat. Dan yang saya takutkan tentang masalah bahasa ternyata terjadi juga walaupun masalahnya tidak begitu besar. Saya tidak tahu apa istilah untuk epitel gepeng dan epitel silindris dalam bahasa Jerman. Di buku yang saya baca pun rasanya tidak dibahas, atau mungkin ditulis tapi saya tidak mengindahkannya. Pertanyaan pun berlanjut dengan ilmu penyakit dalam, ilmu bedah dan terahir mikrobiologi dan virologi. Yang saya merasa yakin benar-benar bisa sebenarnya yang bagian Jantung dan pembuluh darah saja, karena saya selalu menangani pasien dengan masalah jantung dan pembuluh darah, baik sewaktu bekerja di ICU di RS MAL di Cimahi Indonesia, atau di Heidelberg ini. Pertanyaan lain yah secara garis besar bisa dijawab tapi ada kesalahan-kesalahan kecil di saat pertanyaan mulai mendetail. Kadang ada juga pertanyaan yang kurang dimengerti, sehingga beberapa kali minta diperjelas pertanyaannya. Tapi kadang di pertanyaannya sendiri sudah ada clue untuk jawabannya.
Setelah semua pertanyaan selesai diajukan saya pun diminta meninggalkan ruangan. kira-kira 3 menit kemudian saya pun kembali dipanggil masuk, setelah masuk ke ruang ujian saya diberi selamat dan diberitahu bahwa saya Lulus. saya masih ingat kata-katanya, kira-kira seperti ini: "Herzlichen Glückwunsch, Sie haben den Test bestanden. Viel Erfolgt." Saya pun berterimakasih dan bersalaman dengan para Profesor penguji, lalu kembali meninggalkan ruangan." Rasanya masih seperti tidak percaya saya bisa lulus.
Lalu saya pun kembali menuju Heidelberg. Diperjalanan saya sempat mampir dan jalan-jalan dulu di Offenburg melepas stress saya beberapa minggu terakhir ini.
Di kereta saya berpikir lagi. Ujian tadi memang sulit, tetapi tidak sesulit seperti yang saya bayangkan sebelumnya, karena sebenarnya ilmu yang diajarkan selama kuliah kedokteran di Indonesia hampir sama seperti yang diajarkan di Jerman, tapi kenapa Kedokteran Indonesia sepertinya selalu ketinggalan dari negara-negara di luar negri. Analisa saya mungkin karena Kedokteran Indonesia hampir 80-90% merupakan jiplakan ilmu dari Amerika atau Eropa, dengan bahan dasar Text Book keluaran Amerika atau Eropa, yang merupakan update ilmu dulu dengan jurnal yang sudah beredar kurang lebih 5 tahun. Dan bila text Book tersebut merupakan hasil terjemahan ke bahasa Indonesia, maka akan ketinggalan kira-kira 8-10 tahun. Walaupun dasarnya masih sama tapi updatenya akan selalu tertinggal. Belum lagi jika para pengajar tidak mau mengupdate ilmunya. Malah murid yang ilmunya up to date bisa-bisa disalahkan jawabannya. Faktor lainnya mungkin juga karena lemahnya penelitian tentang kedokteran di Indonesia. Disini (Jerman) di Rumah sakit pendidikan, selain menangani pengobatan pasien, dokter-dokternya pun rajin membuat penelitian, tentang keefektifan terapi, data pasien yang ditangani, sampai penelitian ke tingkat biologi molekular. Di Indonesia penelitian ini sepertinya sulit berjalan lancar. Pertama masalah dana, dan berikutnya mentalitas para pembimbing penelitian yang ingin selalu hasil yang signifikan. Kalau mendapat hasil yang tidak signifikan maka penelitian dianggap gagal. Jadi tak heran kalau di Indonesia masih terdapat juga manipulasi-manipulasi data untuk hasil penelitian.
Yah saya hanya bisa berharap mudah-mudahan Indonesia bisa membuka mata, tidak hanya mengambil hasil dari peneliti di Luar Negri, tetapi meneliti sendiri juga. Dan saya berharap juga bahwa ilmu kedokteran di Indonesia akan semakin maju, dan semakin bisa diakui di luar negri.

06 July 2009

Kentang Keju Panggang Mulipork

Untuk menemani makan Steak Sake, kali ini saya membuat Kentang Keju Panggang. Bahannya sangatlah mudah didapat dan tidak banyak macam. Membuatnya pun super gampang, cuma tinggal sabar menunggu. Inspirasi ini didapat setelah melihat acara masak memasak di youtube. Resepnya untuk 1 porsi kira-kira sebagai berikut:

Bahan:

Kentang ukuran sedang 3 buah (jangan terlalu besar karena susah matang)
Keju 1 lembar, iris kecil-kecil
Mentega atau butter secukupnya
Minyak sayur kira-kira 2-3 sendok makan
Garam secukupnya
Daun parsley secukupnya, cincang

Cara membuat:
Cuci bersih kentang, jangan dikupas kulitnya. Setelah bersih lap sampai kering dengan tissue dapur. Tusuk-tusuk kentang dengan garpu secara merata lalu taruh di wadah, tuangi minyak sayur dan bubuhi garam. aduk sampai minyak dan garam merata diseluruh permukaan kentang. Panaskan oven dengan suhu kira-kira 250 derajat celsius, lalu panggang kentang sampai empuk dan matang, kira-kira 45 menit. keluarkan dari oven, iris dengan pisau permukaan kentang secara vertikal dan horisontal lalu tekan bagian bawah kentang agar kentang terbuka. Bubuhi mentega atau butter secukupnya dan taburi dengan keju yang telah dipotong-potong. Panggang lagi di oven selama kira-kira 10-15 menit. Angkat, taburi dengan daun parsley cincang. Sajikan.

Selamat mencoba...

05 July 2009

Steak Sake Mulipork

Kali ini saya mencoba untuk membuat Steak. Tapi berhubung tidak punya grill maka steak ini dipanggang di oven saja. Rasanya tapi tidak kalah dengan steak yang dipanggang diatas bara api.
Bumbu perendam steak ini terinspirasi dari hasil pencarian resep-resep steak di internet. Begini kira-kira resepnya:

Bahan:
Daging Steak Babi atau Sapi
Bawang bombay 1/2, potong kecil-kecil
Sake kira-kira 1 cup
Kecap asin 1 cup
lada hitam secukupnya
garam secukupnya
gula secukupnya
minyak zaitun
Daun Basil secukupnya

Cara membuat:
Campur Daging semua bahan perendam menjadi satu. Diamkan di dalam lemari pendingin selama minimal 6 jam atau lebih, agar bumbu meresap.
Panaskan oven dengan suhu kira-kira 250-300 derajat celsius. Panggang selama kurang lebih 30 menit atau sesuai tingkat kematangan yang diinginkan. Jangan lupa dibalik agar tidak gosong disatu sisi saja. Hati-hati dalam memanggang, jangan terlalu lama, karena Sari daging akan keluar semua, dan daging akan menjadi kering. Lebih enak bila menggunakan bahan daging yang mengandung lebih banyak lemak, karena akan lebih juicy.

Selamat mencoba...

tambahan:
Selain dipanggang di oven steak dalam resep ini bisa juga digoreng di atas pan dengan menggunakan sedikit mentega atau butter (braten kalo bahasa Jermannya sih). Modifikasi lainnya adalah dengan saus. Kali ini saya mencoba dengan saus Jäger. Saya pakai saus instant saja karena untuk makan satu orang agak repot kalau membuat saus sendiri, dan hanya dipakai sedikit, lebih banyak terbuangnya.

Selamat mencoba lagi...

New in Muliblog!!! Translator toll added...

To they who doesn't understand either Indonesian language or Deutsch (German), now you can use Google translator that i added in my toolbar recently. It may not a perfect English (or other language that this translator provided) in grammar or vocabulary, but at least it could help you a little bit to understand what I've wrote in my Language. I'm sorry for I can't write good English anymore since I learned Deutsch.
So, just try it and I hope you can enjoy it...

"Through learning language, we learn about culture. Through learning about culture, we learn respect for others. Through learning respect for others, we can hope for peace."

Fusilli alla Napoletana Mulipork

Untuk yang sedang ciacai (pantang daging) atau para vegetarian dan juga anda yang sedang diet, menu ini agaknya cocok untuk anda. Menu ini hanya memakai saus dari bahan dasar tomat cincang atau tomat pure, dan daun basilikum. Variasinya dapat disesuaikan dengan selera masing-masing. Fusilli sendiri merupakan pasta yang berbentuk spiral, bila tidak ada dapat diganti dengan jenis pasta lain, seperti Macaroni, Spaghetti, Penne, atau yang lainnya. Resepnya untuk 1 porsi kurang lebih seperti berikut:

Bahan:
Pasta Fusilli kira-kira 125 gram
Tomat segar ukuran sedang 2 buah atau bisa diganti dengan tomat cincang atau tomat yang sudah dikupas kalengan. Mungkin lebih enak pakai tomat kecil-kecil yang wangi kira-kira 10-15 buah
Daun basil segar kira-kira 10 lembar disobek-sobek. Kalau tidak ada bisa pakai yang kering.
Paprika ukuran kecil setengah atau ukuran besar seperempat.
Bawang putih 1-2 siung, geprek.
Bawang bombay ukuran kecil 1/2, potong kecil-kecil.
Keju lembaran ukuran besar (5 x 10 cm) 1 lembar dipotong kecil-kecil.
Red Wine bila ada dan suka (disini saya tidak pakai karena pembuka gabusnya tidak ketemu)
Minyak Zaitun
Garam secukupnya
Lada hitam secukupnya

Cara Membuat:
Panaskan air di panci, bubuhkan kira-kira 2 sendok teh garam, beri kira-kira 1 sendok makan minyak zaitun. Masukkan pasta dan rebus sampai al dente (matang tapi tidak lembek). Angkat lalu tiriskan.
Panaskan wajan, masukkan kira-kira 2 sendok makan minyak zaitun, lalu masukkan bawang bombay. Setelah bawang bombay harum masukkan bawang putih, lalu kemudian tomat dan paprika.
Bila sudah harum masukkan pasta, aduk rata, dan masukkan daun basil dan keju. Aduk kembali.
Masukkan lada hitam secukupnya.
Aduk sampai keju meleleh, lalu angkat dan siap disajikan.

Untuk membuat menu ini lebih spesial dapat disajikan dengan lelehan keju setelah pasta ditata diatas piring. caranya setelah pasta ditata diatas piring letakkan selembar keju, lalu panggang di oven dengan suhu kira-kira 200 derajat celsius selama kira-kira 10 menit. Angkat dan hidangkan. Pasta akan terasa lebih garing, ditambah keju jadi lebih gurih. memberikan nuansa yang berbeda.

Selamat mencoba...

04 July 2009

Musiek Kerontjong...

Als de orchideen bloein...
Dan Denk ik terug ann jou...
Denk toen ann die zoete tijden...
toen je zei ik hou van jou...

Itulah petikan salah satu baik dari lagu Keroncong Als de orchideen bloein alias Keroncong bunga anggrek karya komposer besar Indonesia Ismail Marzuki. Tetapi kemanakah dendang lagu Keroncong saat ini? Mungkin anak muda jaman sekarang hanya tahu kalau lagu keroncong itu hanya lagu Bengawan Solo saja. Dan sepertinya pamor lagu tradisional seperti Keroncong ini mulai kalah dengan musik pop, hip-hop, rap atau rock. Padahal lagu-lagu keroncong ini sangatlah enak didengar, dan merupakan salah satu warisan budaya Indonesia. Memang lagu keroncong itu merupakan perpaduan antara budaya indonesia dan budaya bawaan Portugis sewaktu mereka datang menjajah Indonesia, tetapi perpaduan tersebut lahir di Indonesia dan dapat dianggap sebagai budaya asli Indonesia.
Saya pernah membeli satu cd kompilasi lagu keroncong sewaktu berjalan-jalan dengan teman ke sebuah toko CD di PVJ Bandung. Sewaktu teman saya melihat saya membeli CD itu komentarnya: "lu udah gila yah dengerin lagu ginian." ckckckck... waktu itu saya tidak bilang apa-apa ke teman saya itu, tapi sepertinya sebagian besar warga Indonesia sudah tidak menaruh hormat lagi pada budayanya sendiri. Yang populer saat ini malah budaya orang lain, seperti musik pop, hip-hop, rap, dan sebagainya. Memang lagu-lagu baru tersebut juga enak didengar, tetapi bila mau dibandingkan, musik Keroncong itu bisa disejajarkan dengan komposisi Klasik seperti karya Beethoven, Mozart, Bach, dan lainnya.
Lagu keroncong ini juga sebenarnya dapat dimasukkan dalam katagori Audiophile (khusus untuk yang benar-benar menikmati lagu secara detail). Bila anda mendengarkan keroncong ini dengan sistem Audio yang biasa saja, contohnya dengan mini compo, atau dengan mp3 player, maka lagu keroncong ini tidak akan enak dinikmati. Suara macam-macam instrumen bercampur aduk jadi satu. Tapi cobalah dengan sistem audio yang baik dan benar, lagu keroncong ini sangatlah merdu, dan enak dinikmati. Perpaduan berbagai macam instrument mulai dari gitar, ukulele, biola, suling, dan Bas tertata rapi membuat suatu irama yang khas. Isi kata-kata lagu keroncong pun sangat indah, mengandung rima yang enak didengar, pesan dalam lagu pun bagus, tidak seperti lagu sekarang yang cendrung memaki-maki dengan kata-kata kasar tetapi malah semakin digemari.
Di negara Jepang dan negara-negara Eropa seperti Jerman atau Austria, warganya menjunjung tinggi budayanya sendiri. Di Jepang mereka masih memainkan dan mendengarkan lagu-lagu dengan alat musik tradisionalnya, dan tidak menganggapnya kuno. Di Jerman mereka sangat senang mendengarkan musik Klasik atau musik Opera yang merupakan karya nenek moyangnya. Mendengarkan musik klasik atau pergi ke Opera buat mereka termasuk hal yang elit. Sangatlah disayangkan bila di Indonesia yang sebenarnya kaya dengan budaya tradisional, malah menganggap budayanya sendiri kuno. Sebagai info, budaya Indonesia seperti lagu keroncong, gamelan, wayang malah digemari diluar negri. Mengapa budaya kita tidak menjadi tuan rumah dinegara asalnya sendiri. Mungkin dalam waktu 10-20 tahun lagi akan punahlah lagu Keroncong ini atau munkin juga budaya lainnya dari Indonesia, atau malah hak patennya diambil oleh negara tetangga. Sungguh sayang sekali...

"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai budayanya sendiri."

Kentang Brokoli Keju ala Mulipork

Untuk menemani Ayam Panggang Bourbon saya membuat juga Kentang Brokoli Keju, agar gizinya lengkap dan seimbang. Ada karbohidart dari kentang, protein dan lemak di ayam dan keju, serta serat, vitamin, mineral dari Brokoli. Kentang Brokoli Keju ini pun dapat ditemui di restaurant Wendy's. Cara membuatnya pun tidak sulit dan bahannya mudah diperoleh. Berikut ini saya lampirkan resepnya untuk 1 porsi.

Bahan:
Kentang ukuran sedang 4 buah.
Brokoli segar kira-kira 150 gram.
Keju lembaran 2 buah.

Cara membuat:
Rebus kentang hingga setengah matang, lalu kupas dan potong potong.
Cuci bersih Brokoli dan potong2, lalu direbus sebentar dan tiriskan.
Atur di pinggan tahan panas Kentang, brokoli, dan paling atas letakkan keju lembaran.
Panggang di oven dengan suhu kira-kira 200 derajat selama 5-10 menit.
Angkat dan siap dihidangkan.

Selamat mencoba...

Ayam Panggang Bourbon ala Mulipork

Hari ini karena kemarin sudah beli ayam jadi saya bakar saja di oven. Bahannya gampang, membuatnya pun mudah. Untuk menemani makan ayam ini saya membuat Kentang Brokoli Keju. Bagi yang mau mencobanya saya lampirkan resepnya untuk 1 porsi

Bahan:
Paha Ayam utuh 1 potong
minyak zaitun secukupnya
Bourbon Whiskey 1 sendok makan
thymian kering secukupnya
basil kering secukupnya
oregano kering secukupnya
garam secukupnya

Cara membuat:
campur semua bahan jadi satu, balurkan ke permukaan ayam secara merata, lalu diamkan kira-kira 15 sampai 30 menit.
sementara itu siapkan oven, panaskan dulu dengan suhu kira-kira 200-250 derajat celsius.
Panggang ayam kira-kira 1-1,5 jam, atau sampai matang dengan kulit renyah kecoklatan.
Jangan lupa balik ayam setiap 15-30 menit, agar coklatnya merata dan tidak gosong.

Selamat mencoba...

03 July 2009

Podcast

Beberapa hari yang lalu saya menyinggung tentang podcast yang didengarkan sewaktu di perjalanan dalam artikel iPhone, ilmu pengetahuan, dan pemanfaatan waktu. Hari ini saya ingin berbagi tips tentang podcast.

Apakah podcast itu?
Podcast merupakan publikasi yang bisa di download di internet baik siaran audio maupun visual, yang memungkinkan pengguna otomatis mendownload setiap publikasi baru dengan berlangganan seperti berlangganan majalah atau koran.

Apa saja yang bisa didapatkan di podcast?
Podcast berisikan berbagai macam informasi dan hiburan, mulai dari musik, komedi, berita, budaya, bahasa, sampai update ilmu pengetahuan terkini.

Berapa biaya berlangganan podcast?
hampir semua podcast dapat didownload secara gratis.

Bagaimana cara berlangganan podcast?
podcast membutuhkan program untuk bisa mendownload podcast ini. Yang paling mudah dan gratis adalah itunes. itunes dapat didownload secara gratis di website apple.com dan pilih sistem operasi yang sesuai dengan sistem operasi komputer anda (windows os atau mac os). Setelah download selesai, installlah itunes (tinggal mengikuti petunjuk penginstallan). Lalu jalankan program itunes dan pilih itunes store lalu pilih bagian podcast. Anda bisa memilih bidang apa yang anda minati, dan mencari podcast yang sesuai. Anda dapat juga mereviewnya terlebih dulu malahan. setelah itu anda tinggal klik subscribe atau berlanganan, maka setiap anda membuka itunes dalam komputer yang terhubung dengan internet maka update terbaru dari podcast anda akan didownload secara otomatis. Selain itu anda dapat mencari podcast yang anda inginkan dengan mengetik kata kunci di kolom search dibagian kanan atas itunes.

Apa saja yang saya dengarkan?
Saat ini saya berlangganan 13 podcast antara lain AHA's podcast (American Heart Association), Discovery channel video podcast, JAMA (Journal of American Medical Association) this week audio commentary, MicrobeWorld video, NEJM (New England Journal of Medicine) this week - audio summary, Peerview Cardiology podcast. Science update podcast - Daily edition, sendung mit der Maus, Sixty second tech, 60-second earth, 60-second science, 60-second psych, dan 60-second video. Dan yang menjadi favorite saya adalah program dari american scientist yaitu 60-second earth, 60-second science, dan 60-second psych, karena programnya hanya berdurasi kira-kira 1 menit sesuai dengan namanya, isinya up to date dan menarik, selain itu selalu ada episode baru setiap hari (hari kerja).

Selamat mencoba dan menikmati podcast.

"I hear and I foreget, I see and I remember, I do and I Understand"
Confusius

02 July 2009

Bersepeda ke tempat kerja (Fahrradfahren Zur Arbeit)

Sejak 1 bulan setelah saya tiba ke Jerman, saya pun membeli sepeda, dan sampai sekarang saya terus memakai sepeda kemana-mana. Kalau tempatnya cukup jauh baru saya naik kereta api.
Setelah dirasakan ternyata banyak juga manfaat dari sepeda ini. Yang pertama dirasakan yaitu naik sepeda itu hemat. Harga sepeda saya 300€ karena beli baru. Saya tidak mau beli yang bekas yang notabene lebih murah, karena saya tidak mau sepeda saya sebentar-sebentar rusak dan menyita waktu saya untuk reparasi sepeda, yang akhirnya akan lebih mahal dan menyusahkan saya. Tapi harga segitu kalau dihitung-hitung akhirnya jadi murah juga. Harga tiket Trem atau bus disini untuk sekali jalan di wilayah 2-3 sudah 2€ kira-kira, untuk tiket bulanan minimal harus sekitar 60€. Jadi kalau dihitung pemakaian 5 bulan sudah sama kalau kita beli tiket, dan kalau dihitung misalnya anda tinggal 1 tahun atau lebih maka jumlah uang yang dihemat dengan naik sepeda ini kalau dikumpulkan bisa jadi sepeda kedua yang berbeda jenis misalnya (khusus untuk gunung contohnya) atau untuk keperluan lainnya.
Loh bukannya naek Trem lebih enak, tidak usah cape mengayuh sepeda?
Tunggu dulu, masih ada keuntungan lainnya juga. Selain itu Sepeda juga membuat jantung anda sehat dan badan anda tetap fit. Untuk yang sedang ingin menurunkan berat badan, bersepeda ke tempat kerja pun dapat membuat anda mengurangi beberapa kilogram tumpukan lemak. Waktu di indonesia kemana2 saya naik mobil, berat saya waktu itu 85kg. setelah 1 tahun bersepeda di Jerman berat saya sekarang jadi 70kg dengan BMI 22,7. Bila anda seorang yang peduli tentang masa depan anak cucu anda, bersepeda dapat juga mengurangi produksi CO2 yang akhirnya dapat mengurangi efek rumah kaca atmosfer bumi. Sepeda juga bisa mengurangi kepadatan lalu lintas, sehingga dana pemerintah untuk biaya pembuatan atau pelebaran jalan bisa dialokasikan ke hal yang lebih pokok seperti pendidikan dan kesehatan misalnya.
Tetapi sepeda mempunyai juga kekurangan. Yang saya rasakan disini adalah kesulitan bisa berbelanja. Barang bawaan tidak bisa banyak. Tetapi waktu saya jalan2 di Amsterdam, disana ada sepeda 3 roda yang seperti becak, dengan gerobak kecil dibagian depan, cocok untuk berbelanja.
Mungkin sudah saatnya Indonesia memikirkan penggunaan sepeda sebagai alat transportasi utama, yang bisa digabung dengan trem atau bus khusus untuk jarak jauh. Tapi harus dibuat dulu jalur-jalur khusus pengendara sepeda. Saya rasa solusi ini dapat mengatasi banyak hal di tanah air, seperti kenaikan harga BBM, kemacetan, tingginya angka kematian akibat kecelakaan di jalan raya, sampai tingginya angka kematian akibat penyakit jantung misalnya.

Ein Monat nach ich in Deutschland angekommen bin, habe ich einen Fahrrad gekauft. Und bis jetzt nutze ich immer diesen Fahrrad. Ich nutze Bahn oder Bus wenn es zu weit ist. Ich fühle dass Fahrradfahren viele Vorteile hat. Mein Fahrrad kostet ca. 300€, es ist eigentlich billiger als monatliches Straßenbahnfahrkarte. In 5 Monate brauche ich sogar auch 300€ für monatliches Fahrkarte. Wenn ich dieses Fahrrad nutzen in einem Jahr habe ich noch ca. 400€ von dieses Fahrkartegeld. Und ich kann anderes Fahrrad oder andere Sache kaufen.
Mit Straßenbahn oder Bus ist natürlich angenehmer als Fahrradfahren, aber mit Fahrrad kann Man sogar andere Vorteile haben. Man kann zum Beispiel gesunder leben, Gewicht reduzieren oder Erde retten. Eine Nachteil, die ich fühle, dass mit Fahrrad es schwieriger zum Einkaufen ist. Aber in Amsterdam habe ich Fahrrad mit großem Karren im vorne, sehr gut zum Einkaufen.
Ich glaube Fahrrad ist am Besten Lösung für viele Probleme in Indonesien (mein Heimatland), wie Stauung, teure Benzinpreis, Unfälle, und höhe Mortalität der Herzkrankheiten.

"Life is like riding a bicycle. To keep your balance you must keep moving."
Albert Einstein

Cinta, Kesetiaan, dan Kursi Roda (Liebe, Treue und Rollstuhl)

Di rumah sakit tempat saya sekarang, saya pernah beberapa kali mendapatkan pasien yang sudah sakit parah, dengan Tumor yang sudah menyebar kemana-mana (metastase). Tetapi yang membuat pasien-pasien ini berbeda adalah yang mengantarnya. Ya, pacar, suami atau istrinya. Dijaman sekarang dimana kawin cerai seperti suatu hal yang lumrah, kesetiaan para pasangannya ini membuat saya sangat kagum, dimana saat orang yang dikasihinya sudah rapuh dan dapat dibilang secara kasar sudah tidak menguntungkan lagi bahkan cendrung merepotkan, tetapi mereka masih tetap setia menemaninya, masih setia menyuapinya dan menghiburnya. Sebenarnya hal seperti inilah yang merupakan obat yang lebih ampuh dari chemotherapi manapun.

Suatu hari ada seorang Pasien wanita yang masih muda (lebih muda dari saya) dengan tumor mulut rahim, berbaring lemas di ruangan rawat inap. Waktu itu saya harus datang ke ruangannya untuk memeriksa vena di leher dan lengannya, karena pemasangan Kateter vena sentral yang gagal dengan dugaan adanya trombosis di vena lehernya. Setelah saya memeriksanya ternyata ada thrombosis di vena jugularis (leher) kanan dan kiri. Saya menganjurkan pemberian Heparin dengan molekul rendah dan kontrol dalam 1 bulan. 1 bulan kemudian pasien tersebut datang ke klinik Angiologie kami. Awalnya saya tidak sadar bahwa pasien tersebut adalah pasien yang sama, karena namanya telah diganti (nama keluarga). Ya benar, dia telah menikah. Dan suaminya dengan setia menemaninya dengan setia selama pemeriksaan, dan juga mendorong kursi rodanya ke semua klinik yang lain untuk menjalani semua pemeriksaan. Itulah yang ingin saya katakan sebagai cinta sejati yang bukan karena kecantikan atau kekayaan.


Im Krankenhaus, wo ich derzeit arbeite, habe ich ein parr mal schlechte Tumorpatienten mit Metastasen gesehen. Dieser/e Patient/in ist aber so Speciel, weil der Mann/Freund oder die Frau/Freundin der/die Patient/in treulich begleitet hatte. Zurzeit sind in Indoneisen (sogar in der Welt) Heireiten und Ehescheidung Normal, aber es gibt noch die richtige Treue, die mir erstaunt macht. Diese Treue ist die richtige Medikation für die Patienten, besser als am bessten Chemotherapie sogar.

In einem Tag sollte ich zum Stationzimmer um eine Junge Frau mit Cervix-Ca zu untersuchen gehen. Ich sollte in die Hals- und Armvenen mit einem Ultraschallgerät eine Thrombose suchen. Damal war die Halsvenen bei Z.n. zentralvenöse Katheteranlage thrombosiert, und ich empfohle eine Antikoagulationtherapie mit niedermolekularem Heparin und eine Wiedervorstellung zur Verlaufskontrolle in einem Monat. Als die Frau nach einem Monat kommt, bin ich erstmal nicht gewust. Da jetzt die Frau anderen Name hat. Ja genau... Die Frau ist geheiratet. Ich war so erstaunt... Es ist wirklich was ich eine Liebe sage.


"You come to love not by finding the perfect person, but by seeing an imperfect person perfectly."
Sam Keen

01 July 2009

pAVK - Schaufensterkrankheit (Penyakit etalase)

Ich mochte gern ein bisschen über pAVK schreiben, da ich derzeit in Angiologie arbeite. Und hier habe ich ziemlich viele pAVK-Patienten gesehen.
pAVK ist eine Verkürzung von periphere arterielle Verschlusskrankheit. Das heißt diese Krankheit von eine Durchblutungstorungen in der peripheren Arterien ist, z.B. im Bereich der Bauch und Becken-Bein-Arterien. Über 90% der Fälle sind am Bein lokalisiert. pAVK kann von eine Arteriosklerotische Umbauprozesse mit Einengung oder Verschluss des Gefäßes oder eine Verschluss bei Embolien verursacht werden. Männer sind häufiger als Frauen, und alte Männer über 50 Jahre sind häufiger. Die Patienten werden eine Schmerzen in der Beine oder Waden in eine oder beide Seite nach Belastung (z.B. Gehen, Laufen, oder Fahrradfahren) gespürt, und Besser nach Stehenbleiben. Deswegen nennt man diese pAVK auch Schaufensterkrankheit, da es wie ein man in große Einkaufzentrum einkaufen ist. Nur ein parr Schritt und Stehenbleiben um das Schaufenster zu sehen. Die Füße sind auch meisten Kalt und Blass. pAVK hat 4 Stadium, 1 ist am leichtesten, und 4 ist am schlechten. In Stadium 4 hat die Patienten starke Schmerzen in Beine und sind die Gewebe in der Füße oder Bein gestorben (Gangrän). Die Diagnostik kann mit einer Puls-Untersuchung, Gehtest, Oszillographie, Doplerdruckmessung, sonographische Untersuchung, oder sogar mit CT, MRT oder mit invasiver Therapie mit einer Katheter-Untersuchung gemacht werden. Die Risikofaktoren für pAVK sind Hypercholesterolämie, arterielle Hypertonie, Diabetes melitus, und Nikotinabusus. Die Therapie sind Lebenstilmodifikation, Gehtraining, Verbesserung der Risikofaktoren, Blutverdunungmedikation, PTA oder rekonstruktive Gefäßchirurgie. In meinem Land Indonesien sind die pAVK nicht so häufig behandelt. Wahrscheinlich kommt die Patienten zu Spät zum Ärtze, und es gibt geringe Behandlungmöglichkeiten für pAVK Patienten in Indonesien. Hoffentlich sind die Behandlung für pAVK-Patienten in Indonesien in Zukunft besser geworden.

Kali ini saya ingin sedikit mengulas tentang penyakit penyumbatan pembuluh darah perifer, karena saat ini saya sedang bertugas di bagian Angiologi (pemuluh darah) dan saya sering menemui pasien2 dengan penyakit ini.
Sesuai namanya penyakit ini merupakan akibat dari penyempitan dari penumpukan lemak di pembuluh darah atau penyumbatan akibat emboli di pembuluh darah arteri perifer, seperti di bagian perut, panggul, dan kaki. 90% terjadi di daerah tungkai. Penyakit ini terjadi lebih sering pada laki-laki dibandingkan perempuan dan lebih sering terjadi pada usia tua diatas 50 tahun. Gejalanya antara lain rasa sakit atau nyeri pada tungkai setelah berjalan, berlari atau bersepeda. Gejala ini hilang atau membaik dengan istirahat atau berdiri diam sejenak. Oleh karena itu penyakit ini disebut juga penyakit etalase, karena seperti orang sedang berbelanja di Mall, yang berjalan hanya beberapa langkah lalu berhenti dulu untuk melihat-lihat isi etalase. Kaki pun sering terasa dingin dan pucat.
Penyakit ini mempunyai 4 Stadium dengan stadium 1 yang paling ringan sampai stadium 4 dimana sudah terjadi kesakitan hebat di tungkai sampai kematian jaringan atau gangren. Pembuatan diagnosis dapat dengan pemeriksaan fisik perabaan nadi, mengukur tekanan darah perifer dengan dopler, membuat grafik dari nadi di tungkai, test jalan, pemeriksaan dengan ultrasonografi, CT-Scan, MRI, atau bahkan dengan Angiografi dengan kateter. Faktor risikonya antara lain darah tinggi, nilai profil lemak darah yang tinggi, kencing manis, dan merokok. Terapinya antara lain dengan merubah cara hidup menjadi cara hidup yang sehat, latihan jalan, perbaikan dari faktor risiko, pengobatan dengan pengencer darah, kateterisasi balon dan pemasangan stent pada pembuluh darah, atau dengan operasi bypass pembuluh darah. Di Indonesia penanganan penyakit ini sepertinya masih kurang sekali, dan penyebabnya kemungkinan karena kurangnya fasilitas pengobatan dari penyakit ini. Semoga para penderita penyakit penyumbatan pembuluh darah perifer ini bisa lebih baik di masa depan.

"CAVE!!! 6Ps nach Pratt: Pain, Pale, Pulseless, Paralysis, Paraesthesia, Prostration."