Dan Denk ik terug ann jou...
Denk toen ann die zoete tijden...
toen je zei ik hou van jou...
Itulah petikan salah satu baik dari lagu Keroncong Als de orchideen bloein alias Keroncong bunga anggrek karya komposer besar Indonesia Ismail Marzuki. Tetapi kemanakah dendang lagu Keroncong saat ini? Mungkin anak muda jaman sekarang hanya tahu kalau lagu keroncong itu hanya lagu Bengawan Solo saja. Dan sepertinya pamor lagu tradisional seperti Keroncong ini mulai kalah dengan musik pop, hip-hop, rap atau rock. Padahal lagu-lagu keroncong ini sangatlah enak didengar, dan merupakan salah satu warisan budaya Indonesia. Memang lagu keroncong itu merupakan perpaduan antara budaya indonesia dan budaya bawaan Portugis sewaktu mereka datang menjajah Indonesia, tetapi perpaduan tersebut lahir di Indonesia dan dapat dianggap sebagai budaya asli Indonesia.
Saya pernah membeli satu cd kompilasi lagu keroncong sewaktu berjalan-jalan dengan teman ke sebuah toko CD di PVJ Bandung. Sewaktu teman saya melihat saya membeli CD itu komentarnya: "lu udah gila yah dengerin lagu ginian." ckckckck... waktu itu saya tidak bilang apa-apa ke teman saya itu, tapi sepertinya sebagian besar warga Indonesia sudah tidak menaruh hormat lagi pada budayanya sendiri. Yang populer saat ini malah budaya orang lain, seperti musik pop, hip-hop, rap, dan sebagainya. Memang lagu-lagu baru tersebut juga enak didengar, tetapi bila mau dibandingkan, musik Keroncong itu bisa disejajarkan dengan komposisi Klasik seperti karya Beethoven, Mozart, Bach, dan lainnya.
Lagu keroncong ini juga sebenarnya dapat dimasukkan dalam katagori Audiophile (khusus untuk yang benar-benar menikmati lagu secara detail). Bila anda mendengarkan keroncong ini dengan sistem Audio yang biasa saja, contohnya dengan mini compo, atau dengan mp3 player, maka lagu keroncong ini tidak akan enak dinikmati. Suara macam-macam instrumen bercampur aduk jadi satu. Tapi cobalah dengan sistem audio yang baik dan benar, lagu keroncong ini sangatlah merdu, dan enak dinikmati. Perpaduan berbagai macam instrument mulai dari gitar, ukulele, biola, suling, dan Bas tertata rapi membuat suatu irama yang khas. Isi kata-kata lagu keroncong pun sangat indah, mengandung rima yang enak didengar, pesan dalam lagu pun bagus, tidak seperti lagu sekarang yang cendrung memaki-maki dengan kata-kata kasar tetapi malah semakin digemari.
Di negara Jepang dan negara-negara Eropa seperti Jerman atau Austria, warganya menjunjung tinggi budayanya sendiri. Di Jepang mereka masih memainkan dan mendengarkan lagu-lagu dengan alat musik tradisionalnya, dan tidak menganggapnya kuno. Di Jerman mereka sangat senang mendengarkan musik Klasik atau musik Opera yang merupakan karya nenek moyangnya. Mendengarkan musik klasik atau pergi ke Opera buat mereka termasuk hal yang elit. Sangatlah disayangkan bila di Indonesia yang sebenarnya kaya dengan budaya tradisional, malah menganggap budayanya sendiri kuno. Sebagai info, budaya Indonesia seperti lagu keroncong, gamelan, wayang malah digemari diluar negri. Mengapa budaya kita tidak menjadi tuan rumah dinegara asalnya sendiri. Mungkin dalam waktu 10-20 tahun lagi akan punahlah lagu Keroncong ini atau munkin juga budaya lainnya dari Indonesia, atau malah hak patennya diambil oleh negara tetangga. Sungguh sayang sekali...
Saya pernah membeli satu cd kompilasi lagu keroncong sewaktu berjalan-jalan dengan teman ke sebuah toko CD di PVJ Bandung. Sewaktu teman saya melihat saya membeli CD itu komentarnya: "lu udah gila yah dengerin lagu ginian." ckckckck... waktu itu saya tidak bilang apa-apa ke teman saya itu, tapi sepertinya sebagian besar warga Indonesia sudah tidak menaruh hormat lagi pada budayanya sendiri. Yang populer saat ini malah budaya orang lain, seperti musik pop, hip-hop, rap, dan sebagainya. Memang lagu-lagu baru tersebut juga enak didengar, tetapi bila mau dibandingkan, musik Keroncong itu bisa disejajarkan dengan komposisi Klasik seperti karya Beethoven, Mozart, Bach, dan lainnya.
Lagu keroncong ini juga sebenarnya dapat dimasukkan dalam katagori Audiophile (khusus untuk yang benar-benar menikmati lagu secara detail). Bila anda mendengarkan keroncong ini dengan sistem Audio yang biasa saja, contohnya dengan mini compo, atau dengan mp3 player, maka lagu keroncong ini tidak akan enak dinikmati. Suara macam-macam instrumen bercampur aduk jadi satu. Tapi cobalah dengan sistem audio yang baik dan benar, lagu keroncong ini sangatlah merdu, dan enak dinikmati. Perpaduan berbagai macam instrument mulai dari gitar, ukulele, biola, suling, dan Bas tertata rapi membuat suatu irama yang khas. Isi kata-kata lagu keroncong pun sangat indah, mengandung rima yang enak didengar, pesan dalam lagu pun bagus, tidak seperti lagu sekarang yang cendrung memaki-maki dengan kata-kata kasar tetapi malah semakin digemari.
Di negara Jepang dan negara-negara Eropa seperti Jerman atau Austria, warganya menjunjung tinggi budayanya sendiri. Di Jepang mereka masih memainkan dan mendengarkan lagu-lagu dengan alat musik tradisionalnya, dan tidak menganggapnya kuno. Di Jerman mereka sangat senang mendengarkan musik Klasik atau musik Opera yang merupakan karya nenek moyangnya. Mendengarkan musik klasik atau pergi ke Opera buat mereka termasuk hal yang elit. Sangatlah disayangkan bila di Indonesia yang sebenarnya kaya dengan budaya tradisional, malah menganggap budayanya sendiri kuno. Sebagai info, budaya Indonesia seperti lagu keroncong, gamelan, wayang malah digemari diluar negri. Mengapa budaya kita tidak menjadi tuan rumah dinegara asalnya sendiri. Mungkin dalam waktu 10-20 tahun lagi akan punahlah lagu Keroncong ini atau munkin juga budaya lainnya dari Indonesia, atau malah hak patennya diambil oleh negara tetangga. Sungguh sayang sekali...
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai budayanya sendiri."
Nampaknya Lagu Keroncong yg jadi favorit angkatan sepuh, sudah tidak diminati lagi oleh kaum muda kita.
ReplyDeleteKetika saya di daulat utk nyanyi sebuah lagi, saya nyanyikan Lagu Kenocong Bengawan Solo ( ciptaan pak Gesang yg terkebal itu ) di sebuah pertemuan me-launching suatu obat baru suatu perushaan obat di Ciater, Bandung, tampaknya tidak ada yg mendengarkan atau cuek aja. Ya udah mau apa lagi, karena hanya lagu itu yang saya bisa. he..he..
Itulah dok, makanya saya prihatin sama nasib lagu ini. di negara tempat lahirnya sendiri sudah hampir punah peminatnya dan pemainnya. Malah di negara jepang lebih digemari. Gesang sendiri malah dianugrahi award di Jepang, dan rekaman dengan kualitas terbagusnya menurut yang sudah pernah mendengarkan adalah rekamannya di Jepang (kolaborasi juga oleh waldjinah dan penyanyi keroncong lain), yang hampir tidak bisa didapatkan di Indonesia.
ReplyDeleteSayang sekali bukan...
"Welcome to the web experts treatment of various types of diseases, do not forget to get the best health solutions here"
ReplyDeleteObat Malesma Paling Ampuh
Obat Psoriasis Paling Ampuh