02 November 2009

Olahraga sebagai Terapi

Itulah kira-kira judul salah satu Makalah yang dibawakan dalam Seminar yang saya ikuti akhir minggu lalu, yang memperingati 35 Tahun bagian Penyakit Jantung di Heidelberg, Jerman. Pembicara saat itu adalah Prof. Dr. Dr. Josef Niederbauer dari Paracelsus Medizinische Privatuniversität Salzburg.
Pada awal pembicaraan beliau mengutarakan hasil penelitian yang dilakukan pada tikus, bila tikus tersebut dibiarkan tidak aktif. Pembandingnya adalah tikus yang aktif. Tikus tersebut ada 2 kelompok. Kelompok pertama tikus yang sehat, dan kelompok kedua tikus yang secara genetik dibuat supaya mempunyai penyakit jantung (Penyempitan pembuluh darah koroner). Sehingga didapatkan 4 kelompok perlakuan pada tikus percobaan tersebut: Tikus sehat aktif, tikus sehat tidak aktif, tikus sakit aktif, tikus sakit tidak aktif. Hasilnya ternyata cukup mengejutkan juga. Dimana tikus sehat yang tidak aktif ternyata setara bahkan lebih buruk bila dibandingkan dengan tikus yang sakit tetapi aktif. Ternyata peran keaktifan tubuh itu sangatlah berperan penting bagi kesehatan.
Contoh yang dapat kita temui sehari-hari antara lain orang tua yang terkena stroke (pecah pembuluh darah otak). Setelah stroke mereka cendrung menjadi tidak aktif lagi, kebanyakan terbaring di ranjang, atau hanya bisa duduk di kursi roda. Kita bisa menyaksikan penurunan kondisi yang sangat drastis ketika mereka sudah tidak aktif lagi.
Ketidakaktifan ini pun memicu permasalahan kesehatan lainnya, antara lain kegemukan dan diabetes atau kencing manis, yang keduanya dapat memicu penyakit lainnya seperti tekanan darah tinggi, penyumbatan pembuluh darah, stroke, dan sebagainya.
Tetapi berapa aktifkah seharusnya? Dari literatur yang ada disebutkan bahwa kita harus bergerak aktif atau berolahraga dengan target minimum 150 menit per minggu. Olahraga tersebut dapat dibagi menjadi 3 kali per minggu, atau lebih. Tetapi yang paling penting adalah rutin dilakukan.
Untungnya untuk saya yang setiap hari mengendarai sepeda sekitar 40 menit untuk bekerja kebutuhan bergerak aktif tersebut dipenuhi setiap hari. Dan memang terasa, badan tidak mudah sakit (seperti flu, batuk atau pilek).
Jadi mulailah aktif bergerak alias berolah raga. Joging, bersepeda, berenang, atau bagi yang sudah sepuh jalan santai secara rutin. Atau mungkin harus dipikirkan membeli sepeda daripada membeli motor, selain lebih ramah lingkungan, juga membuat badan sehat dan kuat.

"Orandum est, ut sit mens sana in corpore sano"

29 October 2009

Next Step: Echocardiography

Setelah 1 Tahun di bagian Angiologie, akhirnya saya melangkah ke Tahap berikutnya ke bagian Echocardiography. Hal baru lagi untuk dipelajari. Walaupun keduanya sama-sama menggunakan alat Ultrasound / Ultrasonography (USG), tetapi teknik penerapan dalam pemeriksaannya ternyata cukup berbeda. Cara-cara penilaian dan pengukurannya pun berbeda. Tetapi beruntung saya telah cukup terlatih dengan alat USG ini sehingga dalam 3 minggu (setelah berkutat dengan buku, website dan semua informasi tentang Echocardiography, dan yang terpenting latihan praktek) akhirnya sudah mulai lancar dalam pemeriksaan walaupun belum menguasai 100%. Pemeriksaan dengan USG ini ternyata memang tidak bisa hanya dipelajari dengan menghapal buku, atau melihat saja, tapi harus mempraktekannya sendiri, baru bisa melakukannya.
Bagian Echocardiography ini sangatlah menarik, dimana kita bisa melihat jantung dengan bantuan suara ultrasonic. Kita bisa menilai mulai dari anatomynya, melihat apakah ada kelainan pada dinding otot jantung atau katup jantung, melihat kebocoran pada katup jantung atau septum (dinding pemisah antara ruang jantung), menilai penyempitan katup jantung, menilai fungsi pompa jantung, melihat pengumpulan cairan di selaput jantung, sampai menilai tekanan dari pembuluh darah yang menuju paru-paru dari jantung.
Untuk yang sedang mempelajari tentang dasar dari Echocardiography ini bisa membuka website pembimbing saya disini sekaligus pimpinan lab Echocardiography (Dr. med. Derliz Mereles) di www.echobasics.de. Untuk yang tidak mengerti bahasa Jerman bisa memilih bahasa Inggris atau Spanyol.
Masih banyak yang perlu saya pelajari dari bagian ini. Setelah Trans Thoracal Echocardiography, selanjutnya perlu juga mempelajari Trans Esophageal Echocardiography yang lebih invasif dan lebih sulit. Dan dengan seiring majunya teknologi, maka pemeriksaan Echocardiography ini tidak akan berhenti disini. Sekarang sudah mulai populer Echocardiography 4D. Mungkin suatu saat nanti Jantung akan diproyeksikan secara Holographic yang memungkinkan melihat struktur jantung selapis demi selapis secara jelas dan mendetail.

"Manusia memang harus terus menerus belajar dan belajar terus menerus..."

19 September 2009

Babi Goreng Asam Manis

Sudah lama saya tidak memasukkan resep masakan, sekarang saya ingin membagikan resep yang satu ini. Sebenarnya karena tidak menemukan resep masakan ini ketika mencari resep di internet, jadi saya ingin membagikan cara memasak Babi Goreng Asam Manis ala Mulipork.

Bahan-bahan:
500 gr. Daging Babi, dipotong kecil dan tipis
2 sendok makan arak putih/sake
1 sendok makan kecap asin
50 gr. Tepung kanji
minyak untuk menggoreng
1/2 Bawang Bombay, iris kecil-kecil
2 siung Bawang putih
1 ruas jari Jahe
1/2 Tomat, dipotong kecil-kecil
1 Daun Bawang, diiris serong 1 cm
5 sendok makan saos tomat
1 batang wortel, dipotong korek api
1 mangkok kecil nanas kalengan beserta airnya (dipisahkan)
1 sendok teh gula
1/2 sendok teh garam
sejumput merica

Cara memasak:
  1. Campurkan daging, sake dan kecap asin, diamkan sebentar, lalu tambahkan tepung kanji, aduk rata. Goreng dalam minyak panas sampai matang dan kering, lalu tiriskan.
  2. Ambil sedikit minyak bekas menggoreng daging, tumis bawang putih, bawang bombay dan jahe sampai wangi dan layu. masukkan tomat, lalu wortel, disusul dengan nanas.
  3. Masak sampai semua agak layu, lalu masukkan saus tomat, aduk rata.
  4. Setelah mengental masukkan air nanas, aduk sampai kembali agak kental dan masukkan bawang daun.
  5. Terakhir masukkan gorengan daging dan aduk sebentar.
  6. Angkat dan Hidangkan

selamat mencoba...

15 September 2009

Setahun Bekerja

Tanggal 15 September 1 tahun yang silam, saya mulai bekerja di Rumah Sakit Universitas Heidelberg. Waktu memang tidak terasa, begitu cepat berlalu. Saya masih ingat, ketika itu saya datang dengan bahasa Jerman yang masih pas-pasan ke rumah sakit ini. Hari itu pun saya mulai diperkenalkan kepada rekan-rekan dokter di bagian Angiologie. Saya pun masih meminjam jas dokter kepala bagian Angiologie dan mulai dengan mengamati para dokter disana melakukan pemeriksaan. Dan sekarang saya sudah cukup lancar dalam berkomunikasi dengan pasien, walaupun masih belum sempurna. Saya pun sudah dapat melakukan hampir semua pemeriksaan di bagian Angiologie, dan sekarang saya pun sudah bisa membuat surat hasil pemeriksaan sendiri, walaupun kadang masih ada kesalahan kecil dalam tata bahasa. Dan yang paling mengesankan pada hari ini, tepat setelah 1 tahun saya bekerja di bagian Angiologie, saya secara kebetulan menjadi dokter utama yang "stand by" di klinik Angiologie. Sebetulnya hal ini hanya kebetulan saja, karena sedang ada kongres besar tentang jantung dan pembuluh darah di kota lain, sehingga dokter-dokter senior lainnya cuti karena menghadiri kongres tersebut. Tetapi saya merasa cukup bangga ternyata saya bisa dipercaya oleh rumah sakit dan dokter-dokter senior untuk bekerja sendiri, walaupun sebenarnya saya masih bisa berkonsultasi dengan seorang profesor yang sedang bertugas sebagai dokter kepala di bagian Angiologie saat itu.
Ternyata kerja keras saya bisa membuahkan hasil dan kebanggaan tersendiri. Kuncinya sebenarnya hanyalah bekerjalah sebaik-baiknya, dan menganggap setiap pasien yang saya tangani adalah pasien yang penting, yang bila saya tidak melakukan pekerjaan saya dengan sungguh-sungguh dan sebaik-baiknya dapat malah mencelakakan pasien. Bila kita melakukan tugas kita dengan sungguh-sungguh dan sebaik-baiknya maka niscaya kita akan mendapatkan balasan yang setimpal.

"Walau apa pun yang kita lakukan, jika dibuat dengan sabar, akhirnya akan membuahkan hasil jua"

12 September 2009

Laskar Pelangi

Sewaktu pulang ke Indonesia saya sempat menonton beberapa film di Pesawat, salah satunya adalah laskar pelangi. Film ini sudah cukup lama beredar di Bioskop. Tetapi saya baru berkesempatan menontonnya sekarang. Saya mendengar dari pacar saya bahwa film ini bagus sekali. Beruntung saya bisa mempunyai kesempatan untuk menontonnya.
Pada kesempatan ini saya ingin menulis sebuah review kecil tentang film Laskar Pelangi ini. Film yang diangkat dari sebuah novel yang berjudul serupa ini mengambil setting di pulau Belitong ketika pertambangan timah sedang jaya-jayanya. Tetapi film ini tidak berhubungan dengan tambang timah tersebut. Film ini mengisahkan tentang sebuah sekolah yang hampir tutup karena tidak ada murid. Tetapi berkat kegigihan seorang guru wanita dan seorang kepala sekolah yang sudah tua, sekola ini mampu bertahan dengan 1 kelas saja yang berisi 10 orang murid, walaupun bangunannya hampir rubuh dan tidak ada dana yang mencukupi. Malahan gaji gurunya pun tidak terbayar, dan guru tersebut harus bekerja tambahan untuk mencukupi kehidupannya. Diperlihatkan juga pada film ini kontrasnya kehidupan dengan SD lainnya, yang gedung yang megah, dan peralatan penunjang yang memadai. Yang membuat kagum adalah perjuangan dari 10 orang murid serta guru dan kepala sekolah tersebut untuk belajar, berjuang untuk lepas dari belenggu kebodohan. Sesuatu hal yang mungkin tidak lagi terlihat jika manusia sudah dibuai dengan segala kemudahan untuk mendapat sesuatu.
Dari segi teknik filmnya sendiri, film ini patut diacungi jempol. Akting dari para pemainnya sangatlah bagus. Teknik pengambilan gambar pun tidak kalah dengan film Hollywood. Film ini bisa dikatagorikan sebagai film Indonesia yang wajib ditonton. Dimana belakangan ini film Indonesia kembali menjurus pada hal-hal yang berbau mistis dan komedi yang berbau sex dan tidak mendidik, film ini membawa pesan bahwa film Indonesia yang bermutu masih ada.
Dikabarkan bahwa sekuelnya yang merupakan kelanjutan novel laskar pelangi ini akan keluar juga. Semoga saya dapat juga menonton sekuelnya.

"Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya"

10 September 2009

Mac OS v.s. Windows

Bulan yang lalu saya berlibur (pulang kampung) ke Indonesia selama 3 Minggu. Saya pulang membawa laptop saya yang sudah cukup uzur. Acer Travelmate 4101 yang berusia 4 tahun. Saya memang berniat mengganti Laptop ini karena sudah tidak kuat lagi untuk menjalankan program-program baru, yang cendrung membutuhkan kinerja prosesor yang cepat. Setelah mencari-cari, ternyata pasaran Laptop di Indonesia hanya menyediakan Laptop dengan ukuran layar kecil (rata-rata 14 inci). Memang lebih ringkas dibawa, tetapi tidak enak untuk dilihat. laptop lama saya berukuran 15 inci, dan saya mengingkinkan laptop 17 inci sebenarnya. Selain karena untuk dibawa ke Jerman, selebihnya saya perlakukan seperti Desktop, dan saya ingin ruang kerja di layar yang cukup besar. Sebenarnya saya sudah mengincar Acer Aspire seri 7 atau seri 8, tetapi tidak ada di Indonesia. Akhirnya pilihan saya beralih ke macbook. Tetapi ketika di showroom Apple, setelah membanding-bandingkan harga, jeroan, dan besarnya, akhirnya saya memutuskan untuk membeli iMac 24 inci, yang kebetulan sedang didiskon, dan setelah dibandingkan dengan harga di Jerman ternyata jauh lebih murah. Akhirnya dibelilah dan dibawa dengan susah payah dan penuh perjuangan ke Jerman.
Dalam tulisan ini saya ingin membandingkan komputer biasa dengan sistem operasi windows dan Apple dengan sistem operasi macintosh. Saya sudah mengenal komputer sejak berumur 10 tahun, ketika masih memakai disket 5 inci, tampa harddisk, lalu 256 dengan windows 95, pentium II dengan windows me, pentium 4 dan centrino dengan windows xp. Ketika bermigrasi ke sistem operasi mac os x leopard, ternyata sistem operasi macintosh ini tidaklah sesulit yang dikira. semuanya gampang diakses. lebih user friendly dengan docknya dibandingkan windows. (walaupun di windows kita bisa menambahkan program rocket dock gratis yang menyerupai docks mac os). Yang masih perlu diperlajari adalah shortcut di keyboard yang sedikit berbeda. Kinerja komputer pun cepat sekali, dan bisa dikatakan hampir bebas dari "ngeHang". Yang membuat Windows lebih unggul adalah Windows masih bisa diutak-atik dengan mudah. Atau mungkin saya yang belom paham betul dengan daleman mac os ini. Tapi itulah kesan pertama saya dalam menggunakan mac os ini.
Untuk keperluan sehari-hari seperti membuat tulisan atau data (office), edit foto dan video, surfing internet, chat, membuat musik, dan sebagainya menjadi sangat mudah.
Satu lagi keunggulan dari Apple dan mac os ini adalah pembuat hardware dan software adalah satu perusahaan, sehingga bisa dikatakan kecocokan antara software dan hardware bisa mendekati 100%. Tetapi hal ini juga menjadikan kelemahan dari komputer Apple, yaitu tidak bisa diotak atik dan dimodifikasi dengan mudah.
Yah semua ada keunggulan dan kelemahan masing-masing, tetapi secara garis besar saya lebih menyukai sistem mac os ini, terlebih bila mau windows bisa diinstall di komputer keluaran Apple, tetapi tidak sebaliknya.

"You can't have both side of a coin in a same time"

10 August 2009

Assuransi Kesehatan Wajib

Sewaktu saya mulai bekerja di Rumah Sakit di Jerman, salah satu hal yang saya kagumi dan sekaligus membuat saya iri adalah sistem pembiayaan pasien. Mengapa demikian? Disini saya banyak menemui pasien dengan penyakit gagal ginjal kronis, atau penyakit kanker yang hidup cukup lama setelah didiagnosis menderita penyakit tersebut. Mereka bisa mendapatkan cuci darah secara rutin, bahkan cangkok ginjal, atau kemoterapi, atau terapi radiasi sampai operasi dengan mudah. Sangatlah kontras sekali bila dibandingkan dengan keadaan di Indonesia. Di Indonesia orang sangatlah takut dengan kata cuci darah atau penyakit kanker. Ada pasien yang sampai habis hartanya, bahkan rumahnya pun dijual untuk biaya pengobatan seperti cuci darah, atau kemoterapi, dan sebagainya.
Hal yang membedakannya adalah di Jerman diberlakukan peraturan pemerintah bahwa setiap warga negara wajib memiliki Assuransi kesehatan. Dan negara pun memberikan solusi untuk rakyatnya yang pas-pasan atau miskin untuk mendapat asuransi kesehatan wajib yang setengah disubsidi oleh pemerintah, karena preminya merupakan potongan langsung dari penghasilan. Bahkan orang asing pun yang mau tinggal di Jerman wajib memiliki Assuransi, minimal assuransi perjalanan untuk kunjungan singkat. Untuk yang mempunyai penghasilan tinggi dan ingin pelayanan lebih dalam bidang kesehatannya bisa membeli Assuransi kesehatan privat yang lebih mahal.
Dari sistem ini pasien dan dokter pun diuntungkan. Contohnya dalam keadaan darurat kecelakaan di jalan raya misalnya, siapa pun bisa menelepon Ambulan, dan Ambulan tersebut dengan sigap datang membantu tampa bertanya siapa nanti yang membayar. Lalu ketika sampai ke Unit Gawat Darurat, tidak perlu ditanyai keluarga pengantarnya mana, dan uang jaminannya untuk perawatan sekian juta harus dibayar dimuka. Cukup memberikan kartu Assuransinya. Dokter yang menanganinya pun lebih dimudahkan. Mau pasang infus, memberi obat yang harganya mahal (selama dicakup oleh Assuransi) tidak perlu berpikir dan menimbang-nimbang, antara menyelamatkan pasien, atau ditegur menegement Rumah Sakit karena ternyata pasien tidak mampu membayar obatnya.
Sepertinya Indonesia pun sudah saatnya memikirkan sistem pembiayaan pasien yang sesuai untuk diterapkan bagi rakyat Indonesia. Daripada dipakai subsidi dengan cara Askeskin, yang nyatanya banyak juga diselewengkan oleh oknum kerabat pejabat dan sebagainya.
Sistem Assuransi kesehatan ini hanya merupakan salah satu metode pembiayaan pasien yang ada. Saya masih ingat sewaktu mendapat kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat di bangku kuliah mendapat materi kuliah pembiayaan pasien ini. Semoga saja tidak hanya menjadi wacana di Mata kuliah, tetapi bisa dijadikan kenyataan di bumi Indonesia.

"Sedialah Payung Sebelum Hujan"

02 August 2009

Eva Cassidy - Live at Blues Alley

Minggu lalu saya membeli 2 buah CD ketika mengunjungi sebuah toko elektronik. Salah satunya adalah CD dari Eva Cassidy, Live at Blues Alley. Saya sebenarnya sudah mempunyai album ini dalam bentuk mp3 (dan sudah saya burn juga dalam bentuk CD audio) yang saya dapatkan dari teman saya, tetapi saya memutuskan untuk membelinya karena lagu-lagunya enak, dan seperti yang kita tahu sebagus-bagusnya riping mp3 tidak akan bisa menandingi rekaman aslinya. Dan kali ini saya ingin mencoba mereview CD ini. Sebelumnya saya ingin bercerita sedikit tentang Eva Cassidy. Pertama kali saya "berkenalan" dengan Eva Cassidy adalah ketika saya membeli CD Jazz in the City dengan lagunya Cheek to Cheek, dan kemudian dari CD Best Audiophile Voices Vol.1 dengan lagu What a Wonderful Worlds dan Ain't no sunshine. Suaranya merdu dan enak didengar, walaupun tidak seberat vokalis-vokalis jazz wanita lainnya. Selain itu terdapat penjiwaan yang dalam terhadap setiap lagu yang dia bawakan. Oleh karenanya saya memutuskan membeli CD berdurasi 57 menit 21 detik ini.
Pada CD Live at Blues Alley ini terdapat 13 Lagu. 12 Lagu pertama direkam live di Blues Alley pada tanggal 2 dan 3 Januari 1996. Hanya lagu terahir yang berjudul Oh, Had I A Golden Thread direkam di Chris Biondo's studio. Di CD ini nuansa rekaman livenya benar-benar terasa. Kadang terdengar juga dentingan gelas dan sebagainya. Lagu-lagunya tidak hanya dalam irama Jazz saja, tetapi juga Blues dan Gospel, sehingga tidak membosankan.
Daftar lagu dalam CD ini adalah sebagai berikut:
1. Cheek to Cheek
2. Stromy Monday
3. Bridge Over Troubled Water
4. Fine and Mellow
5. People get Ready
6. Blue Skies
7. Tall Trees in Georgia
8. Fields of Gold
9. Autum Leaves
10. Honysuckle Rose
11. Take Me to the River
12. What a Wonderful World
13. Oh, had I A Golden Thread
Lagu pertama dibuka dengan sambutan untuk Eva Cassidy, lalu disambut dengan lagu Cheek to Cheek yang berirama Jazz. Lagu kedua kental dengan nuansa Blues, dibawakan dengan penjiwaan yang sangat baik. Lagu berikutnya dibawakan dengan iringan simple pada awal lagu, ditengahi dengan petikan gitar listrik dan dilanjutkan lagi dengan full band. Lagu ke4 kembali ke nuansa Blues. Lagu selanjutnya yang berjudul People get Ready bertemakan Gospel, dibawakan lagi-lagi dengan sangat baik. Selanjutnya kembali ke irama Jazz dengan lagu Blue Skies yang lagi-lagi dibawakan dengan sempurna. Lagu ke 7 ini menurut Eva Cassidy sendiri adalah lagu masa kecilnya, dibawakan hanya dengan iringan gitar solo dengan efek tremolo. Pada lagu ini suara merdu Eva Cassidy sangatlah dominan. Lagu berikutnya adalah lagu populer dari Sting berjudul Fields of Gold, dibawakan dengan iringan sederhana petikan gitar. Begitu pula dengan lagu berikutnya yang berjudul Autum leaves. Dibawakan dengan iringan sederhana gitar dan ditengahi dengan lantunan piano yang membuat suasananya semakin "suram" sesuai dengan isi lagunya. Lagu ke 10 kembali ke irama Jazz dengan full band. Lagu berikutnya bernuansa sangat berbeda dengan lagu-lagu sebelumnya, Blues yang sedikit ngebeat, tetapi dibawakan juga dengan sempurna. Lagu berikutnya yang pernah dipopulerkan oleh Louis Armstrong ditujukan Eva Cassidy untuk orang tuanya yang datang menonton pada malam itu, terutama Ayahnya yang telah mengajari dia bermain gitar. Lagu ini yang merupakan salah satu lagu favourite saya dibawakan dengan irama yang santai dan penuh penjiwaan. Lagu terahir dari album ini sangat kental dengan irama Gospel dengan iringan organ walaupun isinya sebenarnya bukanlah lagu Gospel. Didalam lagu ini terdapat lengkingkan Eva Cassidy yang sangat terkontrol. Secara keseluruhan CD ini patut diacungi 2 Jempol. Cukup layak masuk daftar koleksi anda bila anda menyukai lagu yang beirama Jazz dan Blues dan rekaman dengan nuansa live.
Sebagai informasi tambahan sekarang kita hanya bisa menikmati suara indah dari Eva Cassidy melalui CD saja, karena pada 2 November 1996, tahun yang sama dari rekaman ini, Eva Cassidy meninggal akibat Melanoma Maligna yang menyebar ke Tulang dan Paru-parunya.

"I hear babies cry, I watch them grow... They'll learn much more than I'll ever know... And I think to my self, ooh What a wonderful World..."

29 July 2009

Sial atau Beruntung

Hari ini kira-kira pukul 15 datanglah seorang pasien dari ruangan, terbaring di ranjangnya. Dari surat keterangan permintaan pemeriksaan ternyata pasien tersebut akan mendapatkan operasi Bypass jantung yang terencana (Elektif). Salah satu pemeriksaan rutin sebelum operasi adalah USG Doppler Arteri Carotis (Pembuluh darah arteri di leher).
Pasiennya seorang laki-laki, berumur 60 tahunan. Dari anamnesis tidak didapatkan gejala-gejala gangguan neurologis, tanda-tanda stroke, amaurosis fugax (hilang pengelihatan di sebelah mata selama beberapa saat), vertigo, sakit kepala, pingsan, Pemeriksaan USG pun dilakukan, dimulai dari leher sebelah kanan. Arteri carotis communis cukup bersih, terdapat beberapa plaque, tebal tunika intima cukup normal. Di daerah bulbus carotis terdapat Plaque echogenic yang cukup tebal dan menonjol. Di Arteri carotis externa terdapat sedikit Plaque, tetapi aliran darah cukup normal, tidak ada tanda-tanda stenosis. Keadaan di Arteri carotis interna lah yang membuat sedikit kaget. Plaque dari daerah bulbus terus menyambung sampai ke awal Arteri carotis interna membuat penyempitan dengan arus aliran darah yang turbulen. Ketika aliran darah tersebut diukur dengan PW-mode didapatkan aliran darah dengan kecepatan lebih dari 400 cm/s, menandakan adanya penyumbatan yang lebih dari 90%. Darah di A. vertebralis mengalir dengan arah yang semestinya dengan aliran yang cukup kuat, sepertinya kompensasi dari penyempitan Arteri carotis interna ini.
Pemeriksaan beralih ke sisi kiri. Kondisi Arteri carotis communis mirip dengan sisi kanan. Daerah bulbus carotis pun dipenuhi dengan Plaque. Arteri carotis externa masih dengan sedikit Plaque dan aliran darah yang cukup normal. Loh Arteri carotis internanya mana nih, wah tidak ada aliran darahnya. Arteri carotis interna sebelah kiri tersumbat total. Darah di A. vertebralis mengalir dengan arah yang semestinya dengan aliran yang lebih kuat lagi dibandingkan dengan sebelah kanan.
Setelah melakukan pemeriksaan saya pun memberitahukan kondisi ini pada sang pasien. Saya pun memanggil seorang rekan saya untuk memeriksa ulang bapak ini. Dan hasil rekan saya pun sama dengan hasil pemeriksaan saya.
Pasien ini cukup terkejut dengan kesialan yang menimpanya, karena baru saja ia mendapat berita bahwa pembuluh darah di jantungnya tersumbat dan tidak bisa ditangani dengan kateterisasi balon dan pemasangan stent, dan harus menjalani operasi Bypass, dan sekarang mendengar berita pembuluh darah ke otaknya tersumbat di satu sisi dan mengalami penyempitan dengan derajat tinggi di sisi lainnya.
Kami pun berusaha menenangkan sang pasien. Kami bilang, "Anda sangatlah beruntung, sedikit lagi penyumbatan di sebelah kanan, maka otak anda tidak mendapat cukup pasokan darah, dan bisa mengalami stroke. Dan setelah kita tahu permasalahan di Arteri carotis ini kita bisa merencanakan penanganan selanjutnya untuk penyakit yang Bapak derita."

"Mencegah lebih baik daripada Mengobati"

26 July 2009

Rahasia Memasak

Saya senang memasak, dan kebetulan beberapa teman dan keluarga saya menyukai masakan saya. Untuk disebut sebagai koki sebetulnya saya masih jauh dari pantas. Walaupun saya punya cita-cita membuka sebuah restoran atau café suatu saat nanti. Tetapi walaupun demikian saya ingin memberikan tips-tips untuk memasak, terutama untuk yang sedang belajar memasak.
Sebenarnya pendidikan resmi yang saya peroleh untuk memasak hanya sewaktu SMP di pelajaran extra memasak (Kue) di kelas 3. Itupun gara-gara dikeluarkan dari elektro. Sewaktu itu saya sering dibantu ibu saya untuk cara-cara memasaknya. Setelah lulus SMP saya hanya kadang-kadang saja memasak. Kebanyakan puding berbahan dasar Agar-agar. Sewaktu kuliah saya sering memperhatikan teman ayah saya kalau kebetulan dia memasak di Kelenteng. Teman ayah saya ini anak dari seorang pengusaha restoran chinese food di Bandung. Beliau pun mempunyai restoran di Paskal Hypersquare Bandung. Dari teman ayah saya inilah saya belajar banyak lagi tentang memasak (Sayuran terutama chinese food). Pertama-tama saya belajar memasak Nasi goreng. Karena menurut beliau memasak nasi goreng ini merupakan dasar. Bila sudah bisa memasak nasi goreng secara benar maka memasak masakan lain bukanlah masalah besar. Saya pun sering mempraktekkan masak nasi goreng di rumah. Mulai dari gosong, keasinan, kurang bumbu, dan sebagainya. Tetapi saya tidak menyerah dan mengulangnya kembali. Sesudah itu saya mencoba berbagai variasi. Lalu saya pun sering bertanya kepada beliau tentang tentang cara memasak sayur ini dan itu. Dia memberi tahu resep dasarnya dan juga teknik yang benar. Dari situ saya jadi berlatih berfikir memasak menggunakan logika. Artinya memasak bukan hanya mengikuti resep tetapi berfikir, karena memasak itu adalah gabungan dari proses kimia dan fisika.
Teman saya pun kadang bertanya mengapa saya bisa memasak dengan enak. Saya sering menjawabnya karena saya membubuhkan sedikit cinta kedalam masakan tersebut. Artinya disini saya mencintai makanan dan memasak. Jadi memasak dengan mencintainya (bersungguh-sungguh) akan menghasilkan masakan yang enak. Yang kedua adalah mencintai makanan juga. Dalam artian menghargai makanan, orang Jepang mengenal istilah motainai, yang artinya dalam hal ini jangan sampai menyianyiakan makanan, jangan membuang-buang makanan.
Selain itu ada faktor-faktor yang mempengaruhi hasil masakan. Pertama bahan yang tepat dan cukup bermutu. Alat memasak yang benar. Cara memasak yang tepat. Waktu penyajian. Dan yang terakhir saya dapatkan dari pacar saya, dia mengkritik saya karena foto yang saya tampilkan dari masakan saya biasa saja. Ternyata penampilan makanan pun tidak boleh dilupakan. Penampilan masakan yang indah ternyata bisa mengundang selera makan, dan yang menyantap merasakan pula makanannya lebih enak.
Bila ditanya mana yang lebih mudah antara membuat kue dan memasak sayuran, jawabannya adalah jelas memasak sayuran. Kesalahan tersering adalah salah tekniknya dan salah dalam pembumbuan, tetapi kebanyakan masih bisa dinikmati dan masih bisa diperbaiki dengan sedikit modifikasi. Tetapi bila kesalahan tersebut terjadi dalam pembuatan kue, hasilnya pasti akan hancur dan tidak enak dimakan. Dan untuk memperbaikinya adalah hampir mustahil. Harus mengulang lagi dari awal.
Semoga tips-tips ini berguna bagi anda yang berniat memasak.

"Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, tetapi merupakan awal dan pelajaran yang sangat berharga. Kebangkitan dari suatu Kegagalan merupakan sebuah kesuksesan."

22 July 2009

Dokter koq merokok???

Sesuai judulnya, saya pernah ditanya oleh pacar saya ketika suatu saat dia menjemput saya di Rumahsakit. "Itu koq dokter-dokter pada ngerokok didepan pintu?" Memang karena disini (Jerman) ada peraturan dilarang merokok di dalam gedung, terutama gedung publik. Waktu itu saya jawab saja sambil nyeletuk, "itu mah dokter gila."
Pengalaman saya tentang dokter yang merokok pun tidak segitu saja. Banyak juga pasien yang ketika dinasehati untuk berhenti merokok menjawab lah dokter aja ada yang merokok seperti kereta api (langsung menyalakan rokok baru setelah rokok yang dihisap habis) koq, masa saya harus berhenti.
Hal yang dianggap sepele inilah yang sebenarnya merusak citra Dokter. Selain itu menghambat pula kampanye kesehatan yang berusaha menghapuskan rokok dari dunia.
Ada baiknya kita bahas dulu tentang rokok itu sendiri. Rokok merupakan tembakau baik murni maupun campuran yang digulung dan dibungkus oleh bahan pembungkus baik kertas maupun daun, dan dibakar dan dihisap asapnya dari ujung lainnya. Efek positif dari Rokok ini sebenarnya hampir tidak ada, dan efek negatif dari rokok malahan segudang. Contoh-contoh dari efek negatifnya antara lain penyakit paru-paru, penyakit pembuluh darah dan jantung, penyakit keganasan, kelainan kandungan, penyakit psikologis, dan sebagainya.
Di klinik saya sering menemui penyakit paru-paru dan pembuluh darah yang disebabkan oleh rokok, mulai dari penyempitan pembuluh darah koroner jantung dan pembuluh darah lainnya diseluruh tubuh (pAVK, Winiwarter-Bürger Syndrom, sampai impotensi), penyumbatan vena akibat thrombosis, kanker paru-paru, COPD, kanker esophagus, stroke dan lain sebagainya. Dan anehnya, walaupun sudah ditulis peringatan dibungkusnya orang tetap saja tidak ada yang perduli.
Selain itu masih banyak lagi kerugian lainnya dari merokok ini, antara lain menambah beban pembelanjaan keluarga. Coba saja kita hitung-hitung kalau tidak percaya. Sebungkus rokok harganya kira-kira 10.000 rupiah. Bila anda menghabiskan 1-2 bungkus perhari, dalam sebulan anda membakar uang senilai 300-600ribu rupiah, satu tahun anda membakar 3.650.000-7.300.000. Belum lagi bila anda mengkonsumsi lebih dari 2 bungkus per hari. Bila dana pembelian rokok ini dialokasikan untuk kepentingan lain yang lebih bermanfaat, misalnya untuk peningkatan gizi atau pendidikan anak bukankah merupakan angka yang sangat berarti untuk meningkatkan mutu dan kualitas SDM Indonesia di masa mendatang?
Menurut pendapat saya pribadi sih seharusnya rokok ini sudah harus dimasukkan ke dalam kategori Narkoba, karena selain merusak tubuh seperti Narkoba lainnya, rokok juga menimbulkan ketergantungan, baik fisik maupun mental. Alangkah lebih baik lagi bila MUI misalnya mengharamkan juga rokok (Efeknya kan lebih berbahaya dari Facebook). Tetapi bila ditelusuri lagi sih tidak akan mungkin bisa. Lah yang seharusnya bisa membuat peraturan seperti itu, termasuk dokter, pun penikmat rokok.
Kembali lagi ke topik utama. Saya pun heran kepada rekan dokter yang masih saja merokok. Apakah ijazahnya dapet beli, atau pas ujian nyontek semua, atau bagaimana entahlah. Sewaktu kuliah dan selama di klinik pun para Dokter seharusnya sudah tahu apa dampak buruk merokok. Tetapi koq masih ada saja yang masih bodoh mau memakainya. Yah kalau lulus ujiannya hasil mencontek sih dapat dimaklumi, mungkin tidak pernah membaca dan mendengarkan kuliah sewaktu dampak negatif rokok bagi kesehatan ini diberikan. Dan sialnya dokter-dokter semacam inilah yang dijadikan panutan para pecandu rokok ini. Dokter yang seharusnya berperan sebagai agent of change untuk masyarakat malah membawa masyarakat kedalam keterpurukan (dalam hal masalah kesehatan).
Yah bagaimanapun saya hanya bisa menulis di Blog campur aduk ini. Tetapi saya tetap mengajak semua orang untuk tidak merokok. Dan bila anda mau merokok tolong telanlah asap rokok itu semua untuk diri anda sendiri, jangan dibagi-bagi ke lingkungan sekitar anda. Ingatlah, dengan merokok anda berarti menyebarkan penyakit kepada orang-orang di sekitar anda, termasuk pada orang yang anda sayangi.

"Sebelum mencoba membenahi orang lain, benahilah dulu diri sendiri. Bagaimana bisa menolong orang lain bila diri sendiri sedang berada dalam kesusahan."

19 July 2009

Musik dan Objektivitas

Saya jadi teringat jaman kuliah dulu, ada seorang teman saya yang suka dengan F4 terutama Vanness Wu. Lalu ketika F4 mengeluarkan album, dan sewaktu Vanness Wu juga mengeluarkan album, dia langsung membelinya. Padahal menurut saya suaranya juga tidak bagus, apalagi ketika menyanyi live. Lalu saya tanya alasannya. Dia pun menjawab Abis Vanness kan cakep. Lalu jaman F4 berlalu dan Jay Chou pun mulai populer, dia langsung pindah aliran membeli CD Jay Chou. Yah lebih mending deh, suaranya bagus, isi lagunya pun bermutu. Tapi buat dia tetap alasannya karena Jay Chou ganteng.
Saya terus terang bingung dengan sikap kebanyakan orang seperti teman saya ini. Mereka menilai musik bukan dari segi kualitas musik tersebut secara objektiv tetapi karena penampilan si Penyanyi. Aneh kan, Musik yang didengarkan telinga koq diniali bukan dengan telinga tapi dengan mata???
Apakah lantas saya tidak menyukai penyanyi (mengidolakan) penyanyi tertentu? Tentu saja saya juga punya Penyanyi yang saya sukai. Bahkan beberapa saya mempunyai albumnya secara lengkap. Saya menyukai Diana Krall, Michael Bubblé, Teresa Teng, Cai Qin, Jubing Kristianto, dan banyak lagi. Bahkan Jay Chou pun saya suka. Diana Krall dan Cai Qin memang cantik, Michael Bublé dan Jay Chou memang keren dan ganteng. Tapi apakah saya memilih membeli album mereka begitu beredar di pasaran karena mereka cantik dan ganteng? tentu tidak. Saya membelinya karena suara mereka bagus, musiknya pun bagus. Saya sebenarnya tidak perduli siapa yang menyanyikannya, yang penting suaranya bagus dan enak di dengar.
Mungkin ada pula yang lebih ekstrim, mereka tidak mau membeli musik dari artis tertentu hanya karena alasan Ras, Agama, kelakuannya aneh, tampangnya aneh, atau diskriminasi lainnya. Benar-benar keterlaluan menurut saya.
Cobalah nikmati musik anda seperti berikut. Pasang CD atau apapun sumber musik anda di sistem audio terbaik anda yang sesuai dengan jenis lagu anda. Kalau bisa di tempat yang benar-benar sunyi dari suara luar atau suara lain. Matikan semua lampu, duduklah di tempat duduk terbaik untuk mendengarkan musik dari sistem anda (sweet spot). Dengarkanlah sambil memejamkan mata. Anda akan dapat menikmati musik yang anda sukai dengan lebih seksama dan akan terasa keindahan dari lagu yang dibawakan penyanyi yang memiliki kualitas sesuai.
Tapi tips ini tidak berlaku untuk musik dengan irama nge'beat'. Untuk irama ini anda memang harus menikmatinya di club atau lantai disco. Karena memang diperuntukan demikian.
Dan kualitas Musik terbaik tetap tidak ada yang mengalahkan Live performance di depan Anda.

Selamat menikmati musik dengan Objektif...

"Kadang dengan 'mematikan' salah satu dari panca indra kita, maka kita dapat memfokuskan indra lain dengan lebih baik."

16 July 2009

Apakah hanya sakit otot saja?

Hari ini saya memeriksa seorang pasien yang datang ke ruang gawat darurat. Setelah memberi salam dan perkenalan diri, saya pun melakukan anamnesis. Karena saya mendapat permintaan pemeriksaan tungkai kanan untuk memastikan adanya Thrombosis, maka saya mulai dengan pertanyaan, "ada masalah apa dengan kakinya?" Pasien menjawab, "hanya sakit di betis kanan, tapi sekarang sudah mendingan. Sekarang hanya kalau ditekan saja" Lalu saya tanya, "memangnya sudah sejak kapan sakitnya?" Pasien pun menjawab, "Sudah sekitar 2 minggu, lalu ke Dokter saya diberi obat untuk rasa sakit." Pertanyaan berikutnya, "Apakah kakinya bengkak juga?" Pasien menyangkalnya. Lalu saya mulai bertanya tentang komplikasi dari Thrombosis ini, "Apakah ada sesak nafas?" Pasien juga menyangkalnya. Pasien pun mengatakan bahwa baru-baru ini mengalami operasi Abses dan drainase di leher dan rahang sebelah kanan, sambil menunjukkan bekas luka operasinya. Saya pun mulai bertanya ke faktor risiko, "Apa ada penyakit kanker?" Pasien mengiyakannya. "Apakah sudah pernah mengalami penyumbatan vena akibat thrombosis?" Pasien menjawab, "Tidak pernah, tetapi tadi pagi setelah mendapatkan pemeriksaan CT-Scan, saya diberitahu bahwa ada Thrombosis di paru-paru dan dirujuk ke sini."
Lalu saya pun menjalankan alat USG colourdoppler dan mulai memeriksa vena tungkai dari vena iliaca externa distal, vena femoralis, vena poplitea, vena-vena tibiales posteriores, vena tibialis anterior, dan vena-vena fibularis. Dari hasil pemeriksaan didapatkan Thrombosis di vena fibularis dan vena tibialis posterior di tungkai kanan.
Lalu setelah memberi tahu hasil Diagnosis dengan USG colourdoppler saya memberitahu dokter ruang gawat darurat bahwa terdapat Thrombosis Vena Dalam di tungkai bawah kanan, yang mendukung diagnosis emboli pembuluh darah paru-paru. Dan saya menyarankan terapi dengan Antikoagulan Heparin molekul rendah dan balut bebat tungkai kanan dengan Verband elastis atau Stoking kompresi kelas II.
Yang saya mau garisbawahi dari cerita ini jangan menganggap remeh setiap gejala yang diberikan pasien sewaktu kita melakukan anamnesis. Mungkin seringkali keluhan pasien sakit di betis hanya dianggap nyeri otot saja, atau mungkin di masyarakat nyeri sendi dibilang asam urat. Harus selalu dipikirkan Diferensial Diagnosis dari keluhan tersebut dan kalau perlu lakukan pemeriksaan penunjang yang penting.

"Jangan meremehkan hal-hal kecil. Dari hal kecil bisa didapatkan sesuatu yang Besar."

12 July 2009

Paprika isi ala Mulipork

Sewaktu saya belajar di Goethe Institut Mannheim, teman saya yang berasal dari Serbia bernama Dejan Markovic pernah memasak Paprika isi berkuah sewaktu kita mengadakan acara memasak bersama di akhir pekan. Kemarin melihat ada paprika nganggur di dapur, jadi teringat masakan ini. Akhirnya setelah meminta resepnya lewat skype, bisa juga saya memasak Paprika isi ini, walaupun sedikit saya modifikasi resepnya.
Resep aslinya kira-kira seperti ini:

Bahan:
Paprika
Bawang bombay
Minyak untuk menumis
Daging cincang
Garam
Merica
Balsamicum
Nasi
Kentang
Cabai
Sedikit Tepung
Air

Cara membuat:
Pertama potong bagian atas paprika, dan bersihkan bijinya.
Di wajan panaskan minyak, tumis bawang bombay, lalu masukkan daging cincang, dan nasi, bumbui dengan garam, merica, dan Balsamicum, masak hingga matang, lalu isikan kedalam Paprika. Tutup dengan kentang.
Di Panci campurkan sedikit tepung terigu, garam, merica, cabai dan air, aduk hingga rata. Masak sampai mendidih, masukkan paprika isi, dan tambahkan air. Lalu masak kira-kira 45 menit, dan hidangkan.

Untuk modifikasi ala Mulipork, saya membuatnya tampa nasi dan kentang. isian hanya daging dan bumbu-bumbu. Resepnya untuk 1 porsi kira-kira sebagai berikut:

Bahan:
Paprika yang cukup besar 1 buah.
Daging cincang kira-kira 250 gram.
Bawang daun 1 batang, rajang halus.
Bawang bombay 1/4, rajang halus.
Telur (1 butir untuk 3 porsi)
Minyak Olive.
Garam.
Merica.
Gula.
Balsamicum.
Bubuk paprika.
Tepung maizena.
Air.

Cara Membuat:
Potong paprika bagian atas, bersihkan isinya, batangnya jangan dibuang.
Campurkan daging cincang, daun bawang, bawang bombay, telur, merica, garam, balsamicum dan minyak zaitun. Aduk rata, masak di wajan sambil diaduk-aduk, sampai setengah matang.
Masukkan Bahan isian kedalam Paprika, tutup kembali dengan bagian atas paprika, pakai tusuk gigi agar tidak lepas.
Di sebuah panci panaskan minyak olive, tumis bawang bombay yang sudah dirajang halus. Masukkan Paprika, tunngu sebentar lalu masukkan air sedikit.
Tambahkan gula, garam, merica dan bubuk paprika. lalu tambahkan lagi airnya,
Tutup panci dan masak hingga matang. kira-kira 45 menit.
Tambahkan larutan tepung maizena pada 5 menit terahir, dan aduk agar kuahnya agak kental.

Selamat mencoba...

11 July 2009

Flohmarkt (Pasar Loak)

Hari ini saya pergi pagi-pagi ke Flohmarkt alias pasar loak. Disini (Jerman) pasar loak tidaklah tetap seperti layaknya di Indonesia. Biasanya diadakan hari sabtu di lapangan yang cukup luas, tapi ada jadwalnya. Bisa sebulan 1x, sebulan 2x, bahkan kalau sedang musim panas bisa setiap minggu ada, apalagi kalau lapangannya tidak dipakai untuk pertunjukkan sirkus atau sebagainya.
Para penjualnya pun tidak semuanya pedagang loak tetap, ada juga yang hanya ingin mengosongkan gudangnya atau menjual barang-barang yang tidak terpakai lagi, atau kadang ada yang menjual barang-barang baru juga. Isi pasar loak disini cukup beragam. Mulai dari baju, perabotan rumah tangga, barang-barang koleksi, jam, perhiasan, sepeda, mainan anak-anak, sampai peralatan elektronik.
Yang membuat saya ketagihan ke pasar loak adalah kita bisa mendapatkan barang yang masih bagus dengan harga murah, tapi yah harus pintar-pintar mencari dan menawar juga. Barang yang biasanya saya incar itu piringan hitam atau cd. Barang lainnya yah seperti mendapat jodoh saja, tidak bisa ditebak, lihat, suka, tawar, harga sesuai bungkus, tidak yah cari lagi. Kadang bisa mendapat harta karun juga loh. Maksudnya si penjual tidak ngerti nilai barangnya, dan kita dapat dengan harga murah sekali. Padahal di penjual lain yang hanya berbeda beberapa lapak harganya bisa 3-5 kali lipat karena penjualnya mengerti nilai barangnya. Tips untuk yang berbelanja sering-seringlah melihat harga barang yang diincar di toko normal, jadi tidak tertipu oleh harga penjual yang seolah-olah murah, padahal barang yang baru harganya lebih murah.
Hari ini saya mendapatkan 4 buah piringan hitam dengan harga 1€ perbuah, padahal di toko piringan hitam bekas pun untuk 4 piringan hitam tersebut minimal saya harus merogoh kocek 20€. Saya mendapat juga set kocokan cocktail yang terbuat dari kaca. Biasa di toko hanya ada yang dari logam itu pun sudah minimal 10-20€ seset, yang ini saya dapatkan hanya dengan 1€. selain itu ada juga panggangan listrik bekas seharga 5€, baki logam seharga 50sen (di toko 1€ pun yang plastik sudah 1€), dan 1 set pisau dengan wadah kayunya seharga 7€. Setelah kenyang berbelanja carilah penjual steak atau wurst, atau es krim juga untuk mengganjal perut setelah 3 jam memutari pasar loak. Dan jangan lupa, setibanya dirumah semua peralatan tersebut harus dicuci bersih dulu sebelum digunakan.
Senangnya berbelanja ke pasar loak.

"Kentang tidaklah berharga dimata orang yang sudah kenyang, tetapi akan sangat berharga bagi orang yang kelaparan"

10 July 2009

Kenntnisprüfung (Tes Kompetensi)

Sudah dua hari terahir ini saya stress belajar untuk ujian Kompetensi profesi Dokter hari ini. Dengan lulus dari ujian ini maka Ijazah saya akan diakui di Jerman, dan saya bisa mendapat ijin kerja yang sebenarnya. Materi yang diujikan adalah ilmu penyakit dalam, ilmu bedah, patologi, dan mikrobiologi. Ujian diselengarakan di Freiburg, Jerman.
Dalam beberapa minggu terahir ini saya membaca lagi buku-buku dari materi yang diujikan dalam bahasa Jerman. Mengapa, yang saya takutkan saya tidak bisa menjawab karena tidak tahu tapi karena tidak tahu istilahnya dalam bahasa Jerman. Lalu membaca semua bahan tersebut sebenarnya hanya mengulang, karena 85% isi bukunya kira-kira sama dengan yang saya dapatkan selama kuliah. Tapi entah mengapa saya benar-benar tidak yakin dengan ujian ini. Entah karena takut dengan istilah, sudah lama tidak pernah ujian lagi, tidak siap dengan materi, gosip bahwa ujian ini sulit dan sering ada yang tidak lulus, atau karena takut bahwa dasar kedokteran di Jerman lebih sulit dibanding di Indonesia.
Akhirnya pada waktunya (Jumat pagi hari ini) saya pasrah saja. Dalam pikiran saya pokoknya saya sudah berusaha belajar, tinggal menjalani saja. Hasilnya bagaimana yah saya terima saja, toh hasil usaha saya yang semaksimal mungkin.
Pagi hari bangun agak sedikit telat, karena kemarin malamnya tidur agak larut... lalu beres-beres dan sarapan... setelah siap, masih ada waktu sedikit, jadi dipakai baca lagi...
Pukul 9:30 saya pun meninggalkan rumah menuju Station kereta berjalan kaki. di Station sambil menunggu kereta datang lanjutkan lagi membaca. Di kereta saya tidak bisa lagi membaca, karena saya selalu akan pusing kalau membaca di mobil atau kereta... jadi relax saja, sambil mendengarkan lagu dari iPhone.
Setelah berganti-ganti kereta, akhirnya tiba juga di kota Freiburg. Saya tiba 3 jam lebih awal dari jadwal ujian. Karena sudah lapar saya putuskan untuk makan siang dulu di McD, menunya paket texas pork bbq. Lalu saya menuju tempat ujian di Universitätklinikum Freiburg. Setiba disana ruang ujiannya masih terkunci. Yah saya membaca lagi saja deh (dapat dikatakan cuma melihat sekilas saja, atau menscan buku, karena cuma dibaca yang saya kira-kira penting untuk dibaca saja). 1 Jam sebelum ujian mulai para penguji mulai berdatangan satu persatu. Semuanya Profesor (OMG). Tapi saya tetap duduk membaca di bangku taman di seberang ruang ujian sampai waktu ujian yang tertera di surat undangan ujian. Lalu 5 menit sebelum ujian saya masuk ke ruangan, dan tak lama pun dipanggillah saya oleh salah seorang profesor. Setelah saling menyapa para profesor ini ternyata ramah-ramah juga (tidak seperti waktu ujian di RSI dimana pengujinya belum apa-apa sudah galak duluan). Tapi walaupun begitu masih saja tetap agak grogi. Irama jantung pun menjadi sinus tachykardi a.k.a. berdebar-debar. Ya pertanyaan pun dimulai dari bagian patalogi. Pertanyaannya selalu sambung menyambung, tampa jeda. Begitu dijawab keluar pertanyaan baru. Makin lama serasa temponya makin cepat. Irama jantung pun semakin cepat. Dan yang saya takutkan tentang masalah bahasa ternyata terjadi juga walaupun masalahnya tidak begitu besar. Saya tidak tahu apa istilah untuk epitel gepeng dan epitel silindris dalam bahasa Jerman. Di buku yang saya baca pun rasanya tidak dibahas, atau mungkin ditulis tapi saya tidak mengindahkannya. Pertanyaan pun berlanjut dengan ilmu penyakit dalam, ilmu bedah dan terahir mikrobiologi dan virologi. Yang saya merasa yakin benar-benar bisa sebenarnya yang bagian Jantung dan pembuluh darah saja, karena saya selalu menangani pasien dengan masalah jantung dan pembuluh darah, baik sewaktu bekerja di ICU di RS MAL di Cimahi Indonesia, atau di Heidelberg ini. Pertanyaan lain yah secara garis besar bisa dijawab tapi ada kesalahan-kesalahan kecil di saat pertanyaan mulai mendetail. Kadang ada juga pertanyaan yang kurang dimengerti, sehingga beberapa kali minta diperjelas pertanyaannya. Tapi kadang di pertanyaannya sendiri sudah ada clue untuk jawabannya.
Setelah semua pertanyaan selesai diajukan saya pun diminta meninggalkan ruangan. kira-kira 3 menit kemudian saya pun kembali dipanggil masuk, setelah masuk ke ruang ujian saya diberi selamat dan diberitahu bahwa saya Lulus. saya masih ingat kata-katanya, kira-kira seperti ini: "Herzlichen Glückwunsch, Sie haben den Test bestanden. Viel Erfolgt." Saya pun berterimakasih dan bersalaman dengan para Profesor penguji, lalu kembali meninggalkan ruangan." Rasanya masih seperti tidak percaya saya bisa lulus.
Lalu saya pun kembali menuju Heidelberg. Diperjalanan saya sempat mampir dan jalan-jalan dulu di Offenburg melepas stress saya beberapa minggu terakhir ini.
Di kereta saya berpikir lagi. Ujian tadi memang sulit, tetapi tidak sesulit seperti yang saya bayangkan sebelumnya, karena sebenarnya ilmu yang diajarkan selama kuliah kedokteran di Indonesia hampir sama seperti yang diajarkan di Jerman, tapi kenapa Kedokteran Indonesia sepertinya selalu ketinggalan dari negara-negara di luar negri. Analisa saya mungkin karena Kedokteran Indonesia hampir 80-90% merupakan jiplakan ilmu dari Amerika atau Eropa, dengan bahan dasar Text Book keluaran Amerika atau Eropa, yang merupakan update ilmu dulu dengan jurnal yang sudah beredar kurang lebih 5 tahun. Dan bila text Book tersebut merupakan hasil terjemahan ke bahasa Indonesia, maka akan ketinggalan kira-kira 8-10 tahun. Walaupun dasarnya masih sama tapi updatenya akan selalu tertinggal. Belum lagi jika para pengajar tidak mau mengupdate ilmunya. Malah murid yang ilmunya up to date bisa-bisa disalahkan jawabannya. Faktor lainnya mungkin juga karena lemahnya penelitian tentang kedokteran di Indonesia. Disini (Jerman) di Rumah sakit pendidikan, selain menangani pengobatan pasien, dokter-dokternya pun rajin membuat penelitian, tentang keefektifan terapi, data pasien yang ditangani, sampai penelitian ke tingkat biologi molekular. Di Indonesia penelitian ini sepertinya sulit berjalan lancar. Pertama masalah dana, dan berikutnya mentalitas para pembimbing penelitian yang ingin selalu hasil yang signifikan. Kalau mendapat hasil yang tidak signifikan maka penelitian dianggap gagal. Jadi tak heran kalau di Indonesia masih terdapat juga manipulasi-manipulasi data untuk hasil penelitian.
Yah saya hanya bisa berharap mudah-mudahan Indonesia bisa membuka mata, tidak hanya mengambil hasil dari peneliti di Luar Negri, tetapi meneliti sendiri juga. Dan saya berharap juga bahwa ilmu kedokteran di Indonesia akan semakin maju, dan semakin bisa diakui di luar negri.

06 July 2009

Kentang Keju Panggang Mulipork

Untuk menemani makan Steak Sake, kali ini saya membuat Kentang Keju Panggang. Bahannya sangatlah mudah didapat dan tidak banyak macam. Membuatnya pun super gampang, cuma tinggal sabar menunggu. Inspirasi ini didapat setelah melihat acara masak memasak di youtube. Resepnya untuk 1 porsi kira-kira sebagai berikut:

Bahan:

Kentang ukuran sedang 3 buah (jangan terlalu besar karena susah matang)
Keju 1 lembar, iris kecil-kecil
Mentega atau butter secukupnya
Minyak sayur kira-kira 2-3 sendok makan
Garam secukupnya
Daun parsley secukupnya, cincang

Cara membuat:
Cuci bersih kentang, jangan dikupas kulitnya. Setelah bersih lap sampai kering dengan tissue dapur. Tusuk-tusuk kentang dengan garpu secara merata lalu taruh di wadah, tuangi minyak sayur dan bubuhi garam. aduk sampai minyak dan garam merata diseluruh permukaan kentang. Panaskan oven dengan suhu kira-kira 250 derajat celsius, lalu panggang kentang sampai empuk dan matang, kira-kira 45 menit. keluarkan dari oven, iris dengan pisau permukaan kentang secara vertikal dan horisontal lalu tekan bagian bawah kentang agar kentang terbuka. Bubuhi mentega atau butter secukupnya dan taburi dengan keju yang telah dipotong-potong. Panggang lagi di oven selama kira-kira 10-15 menit. Angkat, taburi dengan daun parsley cincang. Sajikan.

Selamat mencoba...

05 July 2009

Steak Sake Mulipork

Kali ini saya mencoba untuk membuat Steak. Tapi berhubung tidak punya grill maka steak ini dipanggang di oven saja. Rasanya tapi tidak kalah dengan steak yang dipanggang diatas bara api.
Bumbu perendam steak ini terinspirasi dari hasil pencarian resep-resep steak di internet. Begini kira-kira resepnya:

Bahan:
Daging Steak Babi atau Sapi
Bawang bombay 1/2, potong kecil-kecil
Sake kira-kira 1 cup
Kecap asin 1 cup
lada hitam secukupnya
garam secukupnya
gula secukupnya
minyak zaitun
Daun Basil secukupnya

Cara membuat:
Campur Daging semua bahan perendam menjadi satu. Diamkan di dalam lemari pendingin selama minimal 6 jam atau lebih, agar bumbu meresap.
Panaskan oven dengan suhu kira-kira 250-300 derajat celsius. Panggang selama kurang lebih 30 menit atau sesuai tingkat kematangan yang diinginkan. Jangan lupa dibalik agar tidak gosong disatu sisi saja. Hati-hati dalam memanggang, jangan terlalu lama, karena Sari daging akan keluar semua, dan daging akan menjadi kering. Lebih enak bila menggunakan bahan daging yang mengandung lebih banyak lemak, karena akan lebih juicy.

Selamat mencoba...

tambahan:
Selain dipanggang di oven steak dalam resep ini bisa juga digoreng di atas pan dengan menggunakan sedikit mentega atau butter (braten kalo bahasa Jermannya sih). Modifikasi lainnya adalah dengan saus. Kali ini saya mencoba dengan saus Jäger. Saya pakai saus instant saja karena untuk makan satu orang agak repot kalau membuat saus sendiri, dan hanya dipakai sedikit, lebih banyak terbuangnya.

Selamat mencoba lagi...

New in Muliblog!!! Translator toll added...

To they who doesn't understand either Indonesian language or Deutsch (German), now you can use Google translator that i added in my toolbar recently. It may not a perfect English (or other language that this translator provided) in grammar or vocabulary, but at least it could help you a little bit to understand what I've wrote in my Language. I'm sorry for I can't write good English anymore since I learned Deutsch.
So, just try it and I hope you can enjoy it...

"Through learning language, we learn about culture. Through learning about culture, we learn respect for others. Through learning respect for others, we can hope for peace."

Fusilli alla Napoletana Mulipork

Untuk yang sedang ciacai (pantang daging) atau para vegetarian dan juga anda yang sedang diet, menu ini agaknya cocok untuk anda. Menu ini hanya memakai saus dari bahan dasar tomat cincang atau tomat pure, dan daun basilikum. Variasinya dapat disesuaikan dengan selera masing-masing. Fusilli sendiri merupakan pasta yang berbentuk spiral, bila tidak ada dapat diganti dengan jenis pasta lain, seperti Macaroni, Spaghetti, Penne, atau yang lainnya. Resepnya untuk 1 porsi kurang lebih seperti berikut:

Bahan:
Pasta Fusilli kira-kira 125 gram
Tomat segar ukuran sedang 2 buah atau bisa diganti dengan tomat cincang atau tomat yang sudah dikupas kalengan. Mungkin lebih enak pakai tomat kecil-kecil yang wangi kira-kira 10-15 buah
Daun basil segar kira-kira 10 lembar disobek-sobek. Kalau tidak ada bisa pakai yang kering.
Paprika ukuran kecil setengah atau ukuran besar seperempat.
Bawang putih 1-2 siung, geprek.
Bawang bombay ukuran kecil 1/2, potong kecil-kecil.
Keju lembaran ukuran besar (5 x 10 cm) 1 lembar dipotong kecil-kecil.
Red Wine bila ada dan suka (disini saya tidak pakai karena pembuka gabusnya tidak ketemu)
Minyak Zaitun
Garam secukupnya
Lada hitam secukupnya

Cara Membuat:
Panaskan air di panci, bubuhkan kira-kira 2 sendok teh garam, beri kira-kira 1 sendok makan minyak zaitun. Masukkan pasta dan rebus sampai al dente (matang tapi tidak lembek). Angkat lalu tiriskan.
Panaskan wajan, masukkan kira-kira 2 sendok makan minyak zaitun, lalu masukkan bawang bombay. Setelah bawang bombay harum masukkan bawang putih, lalu kemudian tomat dan paprika.
Bila sudah harum masukkan pasta, aduk rata, dan masukkan daun basil dan keju. Aduk kembali.
Masukkan lada hitam secukupnya.
Aduk sampai keju meleleh, lalu angkat dan siap disajikan.

Untuk membuat menu ini lebih spesial dapat disajikan dengan lelehan keju setelah pasta ditata diatas piring. caranya setelah pasta ditata diatas piring letakkan selembar keju, lalu panggang di oven dengan suhu kira-kira 200 derajat celsius selama kira-kira 10 menit. Angkat dan hidangkan. Pasta akan terasa lebih garing, ditambah keju jadi lebih gurih. memberikan nuansa yang berbeda.

Selamat mencoba...

04 July 2009

Musiek Kerontjong...

Als de orchideen bloein...
Dan Denk ik terug ann jou...
Denk toen ann die zoete tijden...
toen je zei ik hou van jou...

Itulah petikan salah satu baik dari lagu Keroncong Als de orchideen bloein alias Keroncong bunga anggrek karya komposer besar Indonesia Ismail Marzuki. Tetapi kemanakah dendang lagu Keroncong saat ini? Mungkin anak muda jaman sekarang hanya tahu kalau lagu keroncong itu hanya lagu Bengawan Solo saja. Dan sepertinya pamor lagu tradisional seperti Keroncong ini mulai kalah dengan musik pop, hip-hop, rap atau rock. Padahal lagu-lagu keroncong ini sangatlah enak didengar, dan merupakan salah satu warisan budaya Indonesia. Memang lagu keroncong itu merupakan perpaduan antara budaya indonesia dan budaya bawaan Portugis sewaktu mereka datang menjajah Indonesia, tetapi perpaduan tersebut lahir di Indonesia dan dapat dianggap sebagai budaya asli Indonesia.
Saya pernah membeli satu cd kompilasi lagu keroncong sewaktu berjalan-jalan dengan teman ke sebuah toko CD di PVJ Bandung. Sewaktu teman saya melihat saya membeli CD itu komentarnya: "lu udah gila yah dengerin lagu ginian." ckckckck... waktu itu saya tidak bilang apa-apa ke teman saya itu, tapi sepertinya sebagian besar warga Indonesia sudah tidak menaruh hormat lagi pada budayanya sendiri. Yang populer saat ini malah budaya orang lain, seperti musik pop, hip-hop, rap, dan sebagainya. Memang lagu-lagu baru tersebut juga enak didengar, tetapi bila mau dibandingkan, musik Keroncong itu bisa disejajarkan dengan komposisi Klasik seperti karya Beethoven, Mozart, Bach, dan lainnya.
Lagu keroncong ini juga sebenarnya dapat dimasukkan dalam katagori Audiophile (khusus untuk yang benar-benar menikmati lagu secara detail). Bila anda mendengarkan keroncong ini dengan sistem Audio yang biasa saja, contohnya dengan mini compo, atau dengan mp3 player, maka lagu keroncong ini tidak akan enak dinikmati. Suara macam-macam instrumen bercampur aduk jadi satu. Tapi cobalah dengan sistem audio yang baik dan benar, lagu keroncong ini sangatlah merdu, dan enak dinikmati. Perpaduan berbagai macam instrument mulai dari gitar, ukulele, biola, suling, dan Bas tertata rapi membuat suatu irama yang khas. Isi kata-kata lagu keroncong pun sangat indah, mengandung rima yang enak didengar, pesan dalam lagu pun bagus, tidak seperti lagu sekarang yang cendrung memaki-maki dengan kata-kata kasar tetapi malah semakin digemari.
Di negara Jepang dan negara-negara Eropa seperti Jerman atau Austria, warganya menjunjung tinggi budayanya sendiri. Di Jepang mereka masih memainkan dan mendengarkan lagu-lagu dengan alat musik tradisionalnya, dan tidak menganggapnya kuno. Di Jerman mereka sangat senang mendengarkan musik Klasik atau musik Opera yang merupakan karya nenek moyangnya. Mendengarkan musik klasik atau pergi ke Opera buat mereka termasuk hal yang elit. Sangatlah disayangkan bila di Indonesia yang sebenarnya kaya dengan budaya tradisional, malah menganggap budayanya sendiri kuno. Sebagai info, budaya Indonesia seperti lagu keroncong, gamelan, wayang malah digemari diluar negri. Mengapa budaya kita tidak menjadi tuan rumah dinegara asalnya sendiri. Mungkin dalam waktu 10-20 tahun lagi akan punahlah lagu Keroncong ini atau munkin juga budaya lainnya dari Indonesia, atau malah hak patennya diambil oleh negara tetangga. Sungguh sayang sekali...

"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai budayanya sendiri."

Kentang Brokoli Keju ala Mulipork

Untuk menemani Ayam Panggang Bourbon saya membuat juga Kentang Brokoli Keju, agar gizinya lengkap dan seimbang. Ada karbohidart dari kentang, protein dan lemak di ayam dan keju, serta serat, vitamin, mineral dari Brokoli. Kentang Brokoli Keju ini pun dapat ditemui di restaurant Wendy's. Cara membuatnya pun tidak sulit dan bahannya mudah diperoleh. Berikut ini saya lampirkan resepnya untuk 1 porsi.

Bahan:
Kentang ukuran sedang 4 buah.
Brokoli segar kira-kira 150 gram.
Keju lembaran 2 buah.

Cara membuat:
Rebus kentang hingga setengah matang, lalu kupas dan potong potong.
Cuci bersih Brokoli dan potong2, lalu direbus sebentar dan tiriskan.
Atur di pinggan tahan panas Kentang, brokoli, dan paling atas letakkan keju lembaran.
Panggang di oven dengan suhu kira-kira 200 derajat selama 5-10 menit.
Angkat dan siap dihidangkan.

Selamat mencoba...

Ayam Panggang Bourbon ala Mulipork

Hari ini karena kemarin sudah beli ayam jadi saya bakar saja di oven. Bahannya gampang, membuatnya pun mudah. Untuk menemani makan ayam ini saya membuat Kentang Brokoli Keju. Bagi yang mau mencobanya saya lampirkan resepnya untuk 1 porsi

Bahan:
Paha Ayam utuh 1 potong
minyak zaitun secukupnya
Bourbon Whiskey 1 sendok makan
thymian kering secukupnya
basil kering secukupnya
oregano kering secukupnya
garam secukupnya

Cara membuat:
campur semua bahan jadi satu, balurkan ke permukaan ayam secara merata, lalu diamkan kira-kira 15 sampai 30 menit.
sementara itu siapkan oven, panaskan dulu dengan suhu kira-kira 200-250 derajat celsius.
Panggang ayam kira-kira 1-1,5 jam, atau sampai matang dengan kulit renyah kecoklatan.
Jangan lupa balik ayam setiap 15-30 menit, agar coklatnya merata dan tidak gosong.

Selamat mencoba...

03 July 2009

Podcast

Beberapa hari yang lalu saya menyinggung tentang podcast yang didengarkan sewaktu di perjalanan dalam artikel iPhone, ilmu pengetahuan, dan pemanfaatan waktu. Hari ini saya ingin berbagi tips tentang podcast.

Apakah podcast itu?
Podcast merupakan publikasi yang bisa di download di internet baik siaran audio maupun visual, yang memungkinkan pengguna otomatis mendownload setiap publikasi baru dengan berlangganan seperti berlangganan majalah atau koran.

Apa saja yang bisa didapatkan di podcast?
Podcast berisikan berbagai macam informasi dan hiburan, mulai dari musik, komedi, berita, budaya, bahasa, sampai update ilmu pengetahuan terkini.

Berapa biaya berlangganan podcast?
hampir semua podcast dapat didownload secara gratis.

Bagaimana cara berlangganan podcast?
podcast membutuhkan program untuk bisa mendownload podcast ini. Yang paling mudah dan gratis adalah itunes. itunes dapat didownload secara gratis di website apple.com dan pilih sistem operasi yang sesuai dengan sistem operasi komputer anda (windows os atau mac os). Setelah download selesai, installlah itunes (tinggal mengikuti petunjuk penginstallan). Lalu jalankan program itunes dan pilih itunes store lalu pilih bagian podcast. Anda bisa memilih bidang apa yang anda minati, dan mencari podcast yang sesuai. Anda dapat juga mereviewnya terlebih dulu malahan. setelah itu anda tinggal klik subscribe atau berlanganan, maka setiap anda membuka itunes dalam komputer yang terhubung dengan internet maka update terbaru dari podcast anda akan didownload secara otomatis. Selain itu anda dapat mencari podcast yang anda inginkan dengan mengetik kata kunci di kolom search dibagian kanan atas itunes.

Apa saja yang saya dengarkan?
Saat ini saya berlangganan 13 podcast antara lain AHA's podcast (American Heart Association), Discovery channel video podcast, JAMA (Journal of American Medical Association) this week audio commentary, MicrobeWorld video, NEJM (New England Journal of Medicine) this week - audio summary, Peerview Cardiology podcast. Science update podcast - Daily edition, sendung mit der Maus, Sixty second tech, 60-second earth, 60-second science, 60-second psych, dan 60-second video. Dan yang menjadi favorite saya adalah program dari american scientist yaitu 60-second earth, 60-second science, dan 60-second psych, karena programnya hanya berdurasi kira-kira 1 menit sesuai dengan namanya, isinya up to date dan menarik, selain itu selalu ada episode baru setiap hari (hari kerja).

Selamat mencoba dan menikmati podcast.

"I hear and I foreget, I see and I remember, I do and I Understand"
Confusius

02 July 2009

Bersepeda ke tempat kerja (Fahrradfahren Zur Arbeit)

Sejak 1 bulan setelah saya tiba ke Jerman, saya pun membeli sepeda, dan sampai sekarang saya terus memakai sepeda kemana-mana. Kalau tempatnya cukup jauh baru saya naik kereta api.
Setelah dirasakan ternyata banyak juga manfaat dari sepeda ini. Yang pertama dirasakan yaitu naik sepeda itu hemat. Harga sepeda saya 300€ karena beli baru. Saya tidak mau beli yang bekas yang notabene lebih murah, karena saya tidak mau sepeda saya sebentar-sebentar rusak dan menyita waktu saya untuk reparasi sepeda, yang akhirnya akan lebih mahal dan menyusahkan saya. Tapi harga segitu kalau dihitung-hitung akhirnya jadi murah juga. Harga tiket Trem atau bus disini untuk sekali jalan di wilayah 2-3 sudah 2€ kira-kira, untuk tiket bulanan minimal harus sekitar 60€. Jadi kalau dihitung pemakaian 5 bulan sudah sama kalau kita beli tiket, dan kalau dihitung misalnya anda tinggal 1 tahun atau lebih maka jumlah uang yang dihemat dengan naik sepeda ini kalau dikumpulkan bisa jadi sepeda kedua yang berbeda jenis misalnya (khusus untuk gunung contohnya) atau untuk keperluan lainnya.
Loh bukannya naek Trem lebih enak, tidak usah cape mengayuh sepeda?
Tunggu dulu, masih ada keuntungan lainnya juga. Selain itu Sepeda juga membuat jantung anda sehat dan badan anda tetap fit. Untuk yang sedang ingin menurunkan berat badan, bersepeda ke tempat kerja pun dapat membuat anda mengurangi beberapa kilogram tumpukan lemak. Waktu di indonesia kemana2 saya naik mobil, berat saya waktu itu 85kg. setelah 1 tahun bersepeda di Jerman berat saya sekarang jadi 70kg dengan BMI 22,7. Bila anda seorang yang peduli tentang masa depan anak cucu anda, bersepeda dapat juga mengurangi produksi CO2 yang akhirnya dapat mengurangi efek rumah kaca atmosfer bumi. Sepeda juga bisa mengurangi kepadatan lalu lintas, sehingga dana pemerintah untuk biaya pembuatan atau pelebaran jalan bisa dialokasikan ke hal yang lebih pokok seperti pendidikan dan kesehatan misalnya.
Tetapi sepeda mempunyai juga kekurangan. Yang saya rasakan disini adalah kesulitan bisa berbelanja. Barang bawaan tidak bisa banyak. Tetapi waktu saya jalan2 di Amsterdam, disana ada sepeda 3 roda yang seperti becak, dengan gerobak kecil dibagian depan, cocok untuk berbelanja.
Mungkin sudah saatnya Indonesia memikirkan penggunaan sepeda sebagai alat transportasi utama, yang bisa digabung dengan trem atau bus khusus untuk jarak jauh. Tapi harus dibuat dulu jalur-jalur khusus pengendara sepeda. Saya rasa solusi ini dapat mengatasi banyak hal di tanah air, seperti kenaikan harga BBM, kemacetan, tingginya angka kematian akibat kecelakaan di jalan raya, sampai tingginya angka kematian akibat penyakit jantung misalnya.

Ein Monat nach ich in Deutschland angekommen bin, habe ich einen Fahrrad gekauft. Und bis jetzt nutze ich immer diesen Fahrrad. Ich nutze Bahn oder Bus wenn es zu weit ist. Ich fühle dass Fahrradfahren viele Vorteile hat. Mein Fahrrad kostet ca. 300€, es ist eigentlich billiger als monatliches Straßenbahnfahrkarte. In 5 Monate brauche ich sogar auch 300€ für monatliches Fahrkarte. Wenn ich dieses Fahrrad nutzen in einem Jahr habe ich noch ca. 400€ von dieses Fahrkartegeld. Und ich kann anderes Fahrrad oder andere Sache kaufen.
Mit Straßenbahn oder Bus ist natürlich angenehmer als Fahrradfahren, aber mit Fahrrad kann Man sogar andere Vorteile haben. Man kann zum Beispiel gesunder leben, Gewicht reduzieren oder Erde retten. Eine Nachteil, die ich fühle, dass mit Fahrrad es schwieriger zum Einkaufen ist. Aber in Amsterdam habe ich Fahrrad mit großem Karren im vorne, sehr gut zum Einkaufen.
Ich glaube Fahrrad ist am Besten Lösung für viele Probleme in Indonesien (mein Heimatland), wie Stauung, teure Benzinpreis, Unfälle, und höhe Mortalität der Herzkrankheiten.

"Life is like riding a bicycle. To keep your balance you must keep moving."
Albert Einstein

Cinta, Kesetiaan, dan Kursi Roda (Liebe, Treue und Rollstuhl)

Di rumah sakit tempat saya sekarang, saya pernah beberapa kali mendapatkan pasien yang sudah sakit parah, dengan Tumor yang sudah menyebar kemana-mana (metastase). Tetapi yang membuat pasien-pasien ini berbeda adalah yang mengantarnya. Ya, pacar, suami atau istrinya. Dijaman sekarang dimana kawin cerai seperti suatu hal yang lumrah, kesetiaan para pasangannya ini membuat saya sangat kagum, dimana saat orang yang dikasihinya sudah rapuh dan dapat dibilang secara kasar sudah tidak menguntungkan lagi bahkan cendrung merepotkan, tetapi mereka masih tetap setia menemaninya, masih setia menyuapinya dan menghiburnya. Sebenarnya hal seperti inilah yang merupakan obat yang lebih ampuh dari chemotherapi manapun.

Suatu hari ada seorang Pasien wanita yang masih muda (lebih muda dari saya) dengan tumor mulut rahim, berbaring lemas di ruangan rawat inap. Waktu itu saya harus datang ke ruangannya untuk memeriksa vena di leher dan lengannya, karena pemasangan Kateter vena sentral yang gagal dengan dugaan adanya trombosis di vena lehernya. Setelah saya memeriksanya ternyata ada thrombosis di vena jugularis (leher) kanan dan kiri. Saya menganjurkan pemberian Heparin dengan molekul rendah dan kontrol dalam 1 bulan. 1 bulan kemudian pasien tersebut datang ke klinik Angiologie kami. Awalnya saya tidak sadar bahwa pasien tersebut adalah pasien yang sama, karena namanya telah diganti (nama keluarga). Ya benar, dia telah menikah. Dan suaminya dengan setia menemaninya dengan setia selama pemeriksaan, dan juga mendorong kursi rodanya ke semua klinik yang lain untuk menjalani semua pemeriksaan. Itulah yang ingin saya katakan sebagai cinta sejati yang bukan karena kecantikan atau kekayaan.


Im Krankenhaus, wo ich derzeit arbeite, habe ich ein parr mal schlechte Tumorpatienten mit Metastasen gesehen. Dieser/e Patient/in ist aber so Speciel, weil der Mann/Freund oder die Frau/Freundin der/die Patient/in treulich begleitet hatte. Zurzeit sind in Indoneisen (sogar in der Welt) Heireiten und Ehescheidung Normal, aber es gibt noch die richtige Treue, die mir erstaunt macht. Diese Treue ist die richtige Medikation für die Patienten, besser als am bessten Chemotherapie sogar.

In einem Tag sollte ich zum Stationzimmer um eine Junge Frau mit Cervix-Ca zu untersuchen gehen. Ich sollte in die Hals- und Armvenen mit einem Ultraschallgerät eine Thrombose suchen. Damal war die Halsvenen bei Z.n. zentralvenöse Katheteranlage thrombosiert, und ich empfohle eine Antikoagulationtherapie mit niedermolekularem Heparin und eine Wiedervorstellung zur Verlaufskontrolle in einem Monat. Als die Frau nach einem Monat kommt, bin ich erstmal nicht gewust. Da jetzt die Frau anderen Name hat. Ja genau... Die Frau ist geheiratet. Ich war so erstaunt... Es ist wirklich was ich eine Liebe sage.


"You come to love not by finding the perfect person, but by seeing an imperfect person perfectly."
Sam Keen

01 July 2009

pAVK - Schaufensterkrankheit (Penyakit etalase)

Ich mochte gern ein bisschen über pAVK schreiben, da ich derzeit in Angiologie arbeite. Und hier habe ich ziemlich viele pAVK-Patienten gesehen.
pAVK ist eine Verkürzung von periphere arterielle Verschlusskrankheit. Das heißt diese Krankheit von eine Durchblutungstorungen in der peripheren Arterien ist, z.B. im Bereich der Bauch und Becken-Bein-Arterien. Über 90% der Fälle sind am Bein lokalisiert. pAVK kann von eine Arteriosklerotische Umbauprozesse mit Einengung oder Verschluss des Gefäßes oder eine Verschluss bei Embolien verursacht werden. Männer sind häufiger als Frauen, und alte Männer über 50 Jahre sind häufiger. Die Patienten werden eine Schmerzen in der Beine oder Waden in eine oder beide Seite nach Belastung (z.B. Gehen, Laufen, oder Fahrradfahren) gespürt, und Besser nach Stehenbleiben. Deswegen nennt man diese pAVK auch Schaufensterkrankheit, da es wie ein man in große Einkaufzentrum einkaufen ist. Nur ein parr Schritt und Stehenbleiben um das Schaufenster zu sehen. Die Füße sind auch meisten Kalt und Blass. pAVK hat 4 Stadium, 1 ist am leichtesten, und 4 ist am schlechten. In Stadium 4 hat die Patienten starke Schmerzen in Beine und sind die Gewebe in der Füße oder Bein gestorben (Gangrän). Die Diagnostik kann mit einer Puls-Untersuchung, Gehtest, Oszillographie, Doplerdruckmessung, sonographische Untersuchung, oder sogar mit CT, MRT oder mit invasiver Therapie mit einer Katheter-Untersuchung gemacht werden. Die Risikofaktoren für pAVK sind Hypercholesterolämie, arterielle Hypertonie, Diabetes melitus, und Nikotinabusus. Die Therapie sind Lebenstilmodifikation, Gehtraining, Verbesserung der Risikofaktoren, Blutverdunungmedikation, PTA oder rekonstruktive Gefäßchirurgie. In meinem Land Indonesien sind die pAVK nicht so häufig behandelt. Wahrscheinlich kommt die Patienten zu Spät zum Ärtze, und es gibt geringe Behandlungmöglichkeiten für pAVK Patienten in Indonesien. Hoffentlich sind die Behandlung für pAVK-Patienten in Indonesien in Zukunft besser geworden.

Kali ini saya ingin sedikit mengulas tentang penyakit penyumbatan pembuluh darah perifer, karena saat ini saya sedang bertugas di bagian Angiologi (pemuluh darah) dan saya sering menemui pasien2 dengan penyakit ini.
Sesuai namanya penyakit ini merupakan akibat dari penyempitan dari penumpukan lemak di pembuluh darah atau penyumbatan akibat emboli di pembuluh darah arteri perifer, seperti di bagian perut, panggul, dan kaki. 90% terjadi di daerah tungkai. Penyakit ini terjadi lebih sering pada laki-laki dibandingkan perempuan dan lebih sering terjadi pada usia tua diatas 50 tahun. Gejalanya antara lain rasa sakit atau nyeri pada tungkai setelah berjalan, berlari atau bersepeda. Gejala ini hilang atau membaik dengan istirahat atau berdiri diam sejenak. Oleh karena itu penyakit ini disebut juga penyakit etalase, karena seperti orang sedang berbelanja di Mall, yang berjalan hanya beberapa langkah lalu berhenti dulu untuk melihat-lihat isi etalase. Kaki pun sering terasa dingin dan pucat.
Penyakit ini mempunyai 4 Stadium dengan stadium 1 yang paling ringan sampai stadium 4 dimana sudah terjadi kesakitan hebat di tungkai sampai kematian jaringan atau gangren. Pembuatan diagnosis dapat dengan pemeriksaan fisik perabaan nadi, mengukur tekanan darah perifer dengan dopler, membuat grafik dari nadi di tungkai, test jalan, pemeriksaan dengan ultrasonografi, CT-Scan, MRI, atau bahkan dengan Angiografi dengan kateter. Faktor risikonya antara lain darah tinggi, nilai profil lemak darah yang tinggi, kencing manis, dan merokok. Terapinya antara lain dengan merubah cara hidup menjadi cara hidup yang sehat, latihan jalan, perbaikan dari faktor risiko, pengobatan dengan pengencer darah, kateterisasi balon dan pemasangan stent pada pembuluh darah, atau dengan operasi bypass pembuluh darah. Di Indonesia penanganan penyakit ini sepertinya masih kurang sekali, dan penyebabnya kemungkinan karena kurangnya fasilitas pengobatan dari penyakit ini. Semoga para penderita penyakit penyumbatan pembuluh darah perifer ini bisa lebih baik di masa depan.

"CAVE!!! 6Ps nach Pratt: Pain, Pale, Pulseless, Paralysis, Paraesthesia, Prostration."

30 June 2009

Michael Jackson

Minggu lalu tepatnya hari Jumat tanggal 25 Juni 2009 tengah malam, saya terbangun dari tidur karena haus... dan TV masih menyala karena timer TV lupa disetel... kebetulan yang sedang disetel SkyNews yang sedang menyiarkan acara berita yang cukup mengejutkan...
Yap betul, Michael Jackson sang king of Pop telah meninggal karena henti jantung mendadak (Cardiac Arrest)...
lalu sejak itu sampai hari ini berita tentang meninggalnya Michael Jackson ini masih terus up to date di berita-berita station TV, lalu lagunya tiba-tiba menjadi hits lagi di station-station radio, bahkan di Amazon.com dan toko-toko CD albumnya tiba-tiba menjadi best seller lagi... Dunia seakan berkabung dan berusaha mengenang sang King of Pop ini...
Pertanyaannya mengapa seorang Michael Jackson yang belakangan kurang populer ini bisa tiba-tiba jadi populer???
Sebenarnya jawabannya sederhana...
Ada pepatah yang mengatakan "Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang"
Seorang Michael Jackson telah terjun ke dunia musik sejak usia muda bersama saudaranya dalam grup The Jackson 5, dan selalu konsisten di dunia musiknya, bahkan bisa membawa pengaruh pada musik dunia terutama musik pop, dan juga tariannya yang menjadi trade marknya... yang ditiru banyak orang, bahkan sampai saat ini...
Dengan prestasi sedemikan banyak rasanya tidak aneh kalau orang akan selalu mengenang dia seperti layaknya Elvis Presley, The Beatels atau kalau di Indonesia seperti alm. Benyamin Sueb atau Chrisye, yang semuanya memberi peranan penting pada dunia terutama dalam bidang Musik...
Berbuatlah sesuatu yang berguna bagi dunia dan orang banyak, dan hidupmu yang singkat di dunia ini tidak akan menjadi sia-sia...

R.I.P M.J. thanks for your Music...



" If you wanna make the World a better place, take a look at your self and make that change..."
Michael Jackson - Man in the mirror

Kisah sebuah Jam

Saat masih pendidikan di Bandung, saya senang mendengarkan acara radio FM saat pergi di pagi hari, dan acara favorit saya salah satunya Business Wisdom... kebanyakan isinya tentang wejangan di bidang ekonomi dan bisnis, tapi secara global bisa juga untuk diterpakan di kehidupan sehari-hari...

Saya ingat waktu itu saya sudah bosan dengan pendidikan saya, yang sudah membuat saya merasa jenuh... Sudah hampir 5 tahun kuliah masih harus diselesaikan minimal 1 1/2 tahun lagi. dengan kegiatan sehari-hari yang membuat lelah badan dan otak pula...

Salah satu cerita dari pak Tanadi Santoso di Business Wisdom ini yang berjudul "one second each" akhirnya bisa membangkitkan semangat saya kembali... Certianya tentang tukang jam yang akan membuat jam...
Berikut cuplikannya:


One second each

Ketika sedang membuat jam, pembuat jam bertanya kepada jam yang sedang ia buat itu, "Hai jam, sanggupkah kamu berdetak sebanyak 31,536.000 kali dalam setahun?" Jam tersebut merasa keberatan dan menjawab, "Saya tidak sanggup dengan beban yang sebanyak itu." Maka pembuat jam kembali menawarkan, "Bagaimana kalau sebanyak 86.400 kali dalam sehari?" Karena dirasa beban masih berat jam pun kembali menolak. Kembali pembuat jam menawar, "Bagaimana kalau 3.600 kali saja per jam?" Jam masih saja merasa akan kecapekan bila harus berdetak sebanyak itu dalam 1 jam. Maka pembuat jam memberi pilihan terakhir, "Bagaimana kalau kau berdetak satu kali saja setiap detik?" Akhirnya jam merasa ini pilihan yang paling enak dan tidak berat, maka disanggupinyalah oleh sang jam. Akhirnya jam itu pun dibuat sampai selesai. Setiap detik jam itu berdetak sekali, dan dalam setahun ia telah berdetak sebanyak 31.536.000 kali.


Demikian pula dalam berbisnis. Kita tidak mungkin bisa langsung membuat sebuah kerajaan yang besar dan kaya raya. Tetapi kita harus melangkah satu demi satu setiap hari. Kalau Anda tidak bisa membuat perusahaan yang besar, maka cobalah untuk membuat satu perusahaan yang sukses dan lima anak perusahaan. Kalau Anda tidak sanggup membuat satu perusahaan, maka buatlah rencana pekerjaan selama satu tahun dengan giat. Kalau hal itu masih dirasa berat, cobalah untuk mengerjakan pekerjaan Anda pada hari ini dengan sebaik-baiknya, dan ulangi lagi di keesokan hari. Dengan demikian, Anda akan melalui hari demi hari yang dalam satu atau dua tahun kedepan usaha Anda akan menjadi sukses. Karena setiap hari Anda bekerja sungguh-sungguh hanya untuk hari itu.

Jangan pernah membayangkan masa depan yang masih lima belas tahun ke depan. Tetapi cobalah untuk memberikan yang maksimal untuk menghasilkan yang terbaik hanya pada hari ini saja. Begitu pula hari esok, minggu depan, dan tahun depan. Niscaya Anda akan sukses pada waktunya.

Disadur dari www.tanadisantoso.com



"cobalah untuk memberikan yang maksimal untuk menghasilkan yang terbaik hanya pada hari ini saja. Begitu pula hari esok, minggu depan dan tahun depan. Niscaya Anda akan sukses pada waktunya."

29 June 2009

No Turning Back....

Ketika saya masih kecil, saya cuma tahu radio transistor mono... bisa bunyi koq aneh ya... sampai saya bongkar, mau lihat apa ada orang di dalemnya yang ngomong....
sudah beranjak dewasa mulai bergaul dengan midi compo... setelah itu karena lihat punya saudara dan baca majalah Audio Video maka tertariklah sama Home Theater...
Setelah itu lihat di mobil orang pasang Audio, akhirnya ikutan juga mengupgrade komponen Audio Mobil sampai suaranya enak didengar...
Tetapi semua Amplifier saya merupakan Ampli SS (Solid State / Transistor / IC)
Sampai saya ikut milis yang membahas Ampli Tabung.... (barang apa pula ini) yang belum pernah lihat sebelumnya...
Sampai akhirnya 2 bulan yang lalu terbelilah sebuah Amplifier EL34 buatan Dynavox...
Dan hasilnya setelah mengenal Ampli Tabung, begitu balik dengar Ampli SS, koq terasa yah suaranya jadi tidak enak, terasa lagunya jadi tidak bernyawa...
Dan apa yang dikatakan pak PJ di Milis ternyata benar adanya, main Vacum Tube merupakan point of no Return... a.k.a No turning Back....
Dan Gawatnya masih banyak Tabung2 yang bersuara lebih Indah dari cuma EL34 dan semua harganya yang Aduhai...


"Manusia selalu berubah seiring waktu, maka dari itu Berubahlah selalu menuju ke arah yang lebih baik..."

iPhone, ilmu pengetahuan, dan pemanfaatan waktu...

Setelah saya pindah rumah ke rumah baru yang di pinggiran kota Heidelberg, setiap hari saya menghabiskan waktu kira2 20 menit untuk perjalanan dari Rumah ke tempat kerja naik sepeda... 1 hari kira2 40 menit di perjalanan...
setalah di rumah baru podcast saya di itunes mulai terbengkalai.
saya berlangganan podcast dari 60 second science,60 second earth, NEJM, JAMA, dan podcast tentang update2 teknologi terbaru terutama di bidang medis.(semuanya gratis). Semua itu saking tidak pernah didengarkan lagi sudah numpuk sampai lebih dari 100. Lalu minggu yang lalu keluarlah iphone 3Gs dan saya mulai berpikir untuk membelinya. Dengan ipod di iphone di jalan saya bisa mendengarkan podcast2 ini 40 menit sehari menambah pengetahuan. Akhirnya setelah bertanya-tanya di gerainya, dibelilah iphone ini. lagipula kalau dihitung2 jadi lebih murah dari ipod touch. Akhirnya sekarang termanfaatkanlah waktu 40 menit untuk mengisi otak dengan update2...

" Waktu hidup kita ini terbatas, seperti countdown yang terus menghitung mundur... sehari cuma 24 jam, 1 tahun 356 hari, tak terasa waktu tersebut hanya sekejap mata berlalu... Jadi manfaatkan lah Waktu sebaik2nya untuk hal berguna... "

Start!!!

Finally I created a Blog...
I've seen many Blog lately. Food Recipe, Diary, Gadget geeks, and Audiophile's Blog... Now I want to make a Blog too... I want to share with the World, what I like... I love Cooking, I love Technology, I love Audio, I also love my Job as Medical practicioner, and I also want to share about what I think... Hope You all enjoy my Blog....

Endlich mache ich ein Blog...
I habe ziemlich viele Blog gesehen, über Kochrezept, Tagesbuch, Geräte und Audiophile... Jetzt mochte ich ein Blog auch machen... Ich mochte mit der Welt auch teilen, was ich liebe... Ich mag kochen. Ich mag Teknologie. I mag Audiosistem. Ich mag auch mein Beruf als Arzt. Und ich mochte auch, was ich gedacht habe, teilen.... Viel Spaß mit meinem Blog...

Akhirnya saya membuat Blog juga....
Saya sudah lihat cukup banyak blog, dari mulai resep masakan, catatan harian, peralatan elektronik, dan tentang Audio... Sekarang akhirnya saya membuat Blog juga... Sayamau berbagi tentang apa yang saya suka dan cintai... Saya suka memasak, teknology, Audio, dan pekerjaan saya sebagai dokter. Dan saya juga ingin berbagi tentang apa yang saya pikirkan... semoga anda sekalian dapat menikmati Blog saya....


"Every journey of a thousand miles begins with a single step."
Lao Tze